Selasa, 17 Juni 2008

novelku (Tarian Cinta)

Dahlia seorang penari, dan di antara kelima temannya, dialah yang paling manis. Tapi, bukan lantas karena itu Aiman dan Bilal secara bersamaan menyukai Dahlia. Juga, bukan karena itu Mbah Jalaluddin Rumi, ayahnya Aiman berusaha membela Dahlia ketika Kiai Umar dan ormas Islam lainnya menyudutkan Dahlia dengan tariannya.
Melainkan karena Dahlia adalah perempuan yang dipenuhi dengan cinta.

Cinta kemuliaan, membuatnya rela membanting tulang menghidupi ibu dan seorang adiknya yang masih sekolah. Cinta kebaikan, membuatnya selalu ingin belajar untuk jadi lebih baik. Dan cinta ketulusan, membuatnya selalu kuat dengan kenyataan sepahit apa pun. Sepahit ketika ia harus menentukan pelabuhan cintanya, pada Bilal ataukah Aiman? Dua orang cowok yang sama-sama membuat Dahlia bisa menari dengan tarian cinta.
Di antara balutan kisah cinta itu, dengan smart penulis memasukkan konsep tentang seksualitas perempuan. Sebuah sikap penolakan atas sterotipe perempuan sebagai objek yang bisa dimanfaatkan oleh lawan jenisnya. Padahal persoalan sebenarnya tidak terdapat pada tarian Dahlia, tetapi pikiran dan imajinasi para penikmat tariannya.


Judul Asli novel ini ; Kiai Tawuran, terisnpirasi dari sebuah fenomena rusaknya para ulama di negri ini

4 komentar:

budi maryono mengatakan...

Setelah Tia, aku pasti baca. Eh, blog ini langsung kulink gpp kan? Rock 'n Maia!

wiwien wintarto mengatakan...

salam kenal. aku temannya om budi maryono alias om daktur. aku juga pengin baca tarian cinta...

Gus Sholeh mengatakan...

Salam kenal dari aku, aku berharap bisa menimba ilmu tentang menulis dari adik trims

mamBy alicE syahputRa mengatakan...

Subhanalloh. saya takjub melihat prestasi sampeyan "meski tanpa piala".
cah susukan