Kepada angin shubuh aku bertanya
Tak peduli kaca yang menamparku dengan bercak-bercak kasar
Kepada para musuh aku bertanya
Tak peduli betapa naifnya jawaban mereka
Kepada pada para orang tua, kecuali orang tuaku aku berusaha bertanya
Apa artinya jika tingkahmu begitu
Dan kepada tengah malam, kupaksa kantuk untuk bertanya padanya
Menemui ruh Tuhan yang tak ku tau tempatnya
Tapi setebal apa pun beton yang menimpa gedung tua ini
Pertanyaanku tak akan pernah bisa mengendap dan mati
Meski tak terpanggil
Meski kau hanya menunjukkan bahwa alamatmu ada
di antara satu luas jagad raya ini
Kau bagai makhluk kosmos yang mengajariku tentang nujum
Tentang apa tujuan mereka
Minggu, 16 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar