Dahlia seorang penari, dan di antara kelima temannya, dialah yang paling manis. Tapi, bukan lantas karena itu Aiman dan Bilal secara bersamaan menyukai Dahlia. Juga, bukan karena itu Mbah Jalaluddin Rumi, ayahnya Aiman berusaha membela Dahlia ketika Kiai Umar dan ormas Islam lainnya menyudutkan Dahlia dengan tariannya.
Melainkan karena Dahlia adalah perempuan yang dipenuhi dengan cinta.
Cinta kemuliaan, membuatnya rela membanting tulang menghidupi ibu dan seorang adiknya yang masih sekolah. Cinta kebaikan, membuatnya selalu ingin belajar untuk jadi lebih baik. Dan cinta ketulusan, membuatnya selalu kuat dengan kenyataan sepahit apa pun. Sepahit ketika ia harus menentukan pelabuhan cintanya, pada Bilal ataukah Aiman? Dua orang cowok yang sama-sama membuat Dahlia bisa menari dengan tarian cinta.
Di antara balutan kisah cinta itu, dengan smart penulis memasukkan konsep tentang seksualitas perempuan. Sebuah sikap penolakan atas sterotipe perempuan sebagai objek yang bisa dimanfaatkan oleh lawan jenisnya. Padahal persoalan sebenarnya tidak terdapat pada tarian Dahlia, tetapi pikiran dan imajinasi para penikmat tariannya.
Judul Asli novel ini ; Kiai Tawuran, terisnpirasi dari sebuah fenomena rusaknya para ulama di negri ini
Selasa, 17 Juni 2008
resensi bukuku (Gus Dur Asyik Gitu Loh) 2
5 bintang untuk buku ini
Category: Books
Judul Buku : Gus Dur…Asyik Gitu Loh
Penulis : Maia Rosyida
Penerbit : The WAHID Institute
Tahun Terbit : 2007
Jumlah Halaman : 98 hlm
Oleh Nurun Nisa, staf redaksi the WAHID Institute
Keliru besar kalau Anda menyangka bahwa Gus Dur cuma pujaan khusus kalangan dewasa dan orang-orang politik saja. Mau bukti? Buku bertitel Gus Dur…Asyik Gitu Loh akan membalikkan anggapan Anda selama ini.
Gus Dur Asyik
Buku karya Maia Rasyida, siswi Sekolah Menengah Universal (SMU) Qaryah Thayyibah, ini membingkai kekaguman remaja terhadap sosok Gus Dur dengan bahasa khas anak gaul sekarang. Namun isinya tetap bernas.
Ini dapat dicermati dari lembar-lembar tulisannya. Di awal, misalnya, kita bisa melihatnya dengan baik dalam soal penggambaran fisik Gus Dur.
“Gus Dur itu ganteng? Setuju banget. Tepatnya, good looking abis. Rasanya nggak perlu lagi sibuk hunting cowok muda yang segar dan punya perut six pack. Gus Dur (memang) jika dilihat dari struktur wajah mungkin masih boleh dibilang kalah jauh sama Brad Pitt atau aktor siapalah itu yang bisa bikin cewek-cewek yang ngelihat langsung teriak histeris. Diliat dari postur badan juga boleh dikatakan Gus Dur masih jauh dari sempurna….Tapi kenapa kita bisa lebih betah mandangin wajah Gus Dur daripada para icon cover boy yang banyak nampang di majalah remaja itu?” (hlm. 11)
Dara kelahiran 1987 ini punya jawabnya. Gus Dur enak dipandang sebab beliau memiliki segudang kharismatik dan inner beauty luar biasa. Tak lain ia adalah seorang intelektual yang menata hidupnya dengan akhlak dan selalu disirami dengan ilmu. Waktu SD saja Gus Dur sudah akrab dengan karya-karya Karl Marx, catatan-catatan pemikir Marxisme, dan berbagai macam buku filsafat.
Kita dapat pula membaca komentar Maia terhadap pembelaan Gus Dur atas goyangan Inul yang kontroversial itu.
“Sikap Gus Dur membela Inul dari kecaman orang-orang yang mengaku Islam adalah cerminan sikap Rasulullah. Rasulullah gak perlu pake kekerasan ketika mendidik umatnya yang masih belum tau. Karna Gus Dur tau betul Inul itu belum begitu tau agama, maka dia mengayominya dengan cara yang kalem. Menunjukkan begitulah Islam. Mengajak berpikir, tak boleh keras, dan sangat menghormati perbedaan pemikiran,” (hlm. 39).
Sikap bijak Maia ini, bagi penulis, melebihi kadar usianya. Bahkan melampaui penentang Inul, yang sebagiannya, terang benderang tidak menunjukkan kematangan usia mereka dalam merespon isu yang sama. Mereka tak mampu menyampaikan perbedaan pendapat dengan santun. Cuma berani unjuk kekuatan saja layaknya preman (berjubah).
Lain lagi soal korupsi. Maia prihatin betul dengan korupsi dan pengadilan yang tak kunjung unjuk gigi. Maia salut dengan gaya Gus Dur yang potong kompas demi mengamputasi budaya korupsi secara radikal.
“Korupsi udah nggak mau tau tempat lagi. Ini mungkin satu hal yang yang menyebabkan negeri ini menjadi hopeless untuk bisa bersih...pengadilan juga udah banyak yang punya dwifungsi. So..biar pengadilan jadi layak disebut adil dan terpercaya, kira-kira gimana yah caranya? Nggak ada harapan banget nih. Kuncinya emang pemimpin mesti tegas dan bersih. Berani dan tanggung jawab dunia wal akherat. Kaya’ Gus Dur ajalah. Santai gitu. Tinggal pecat sana pecat sini. Asyik tuh. Nggak bertele-tele dan habis. Meski beresiko tinggi, ya emang begitu kan resikonya jadi orang jadi orang nomor satu? Begitu kan resikonya seorang pembela kebenaran?” (h. 52).
Mendengar ini, para politikus, aparat penegak hukum, dan tentu saja para koruptor itu sendiri selayaknya merenung. Atau malah malu. Sebab, remaja yang masih bau kencur saja tahu dan bisa memilih yang terbaik; bahwa kebenaran dan kebersihan mestilah dijadikan pegangan hidup seperti dipraktikkan Gus Dur. Bukan berlindung di balik kebohongan atau justru menggadaikan diri dengan kekuasaan. Padahal, mereka tahu perkara ini lebih dalam dan lebih banyak ketimbang seorang remaja seumuran Maia. Tapi mereka tak mau melakukannya.
Buku setebal 98 hlm ini layak baca untuk semua kalangan. Diksinya renyah—namun tak sampai jatuh pada kegenitan remaja yang kadangkala membikin tulisan menjadi barisan kosakata prokem yang tak ada isi sama sekali.
Meski begitu, ia tetaplah buku bergizi tinggi. Ini dapat dilihat dari rujukan pendapat Maia; mulai dari puisi-puisi Gus Mus, cerita-cerita Abu Nawas, Sirah Nabawiyah sampai kaidah-kaidah fiqhiyyah yang lumayan rumit.
Buku ini gue banget buat para teman remaja. Para orang tua tidak perlu khawatir membaca buku ini. Dijamin tidak akan merasa digurui. Justru mereka dijadikan teman bicara yang setara. Wallahu A’lam.
Category: Books
Judul Buku : Gus Dur…Asyik Gitu Loh
Penulis : Maia Rosyida
Penerbit : The WAHID Institute
Tahun Terbit : 2007
Jumlah Halaman : 98 hlm
Oleh Nurun Nisa, staf redaksi the WAHID Institute
Keliru besar kalau Anda menyangka bahwa Gus Dur cuma pujaan khusus kalangan dewasa dan orang-orang politik saja. Mau bukti? Buku bertitel Gus Dur…Asyik Gitu Loh akan membalikkan anggapan Anda selama ini.
Gus Dur Asyik
Buku karya Maia Rasyida, siswi Sekolah Menengah Universal (SMU) Qaryah Thayyibah, ini membingkai kekaguman remaja terhadap sosok Gus Dur dengan bahasa khas anak gaul sekarang. Namun isinya tetap bernas.
Ini dapat dicermati dari lembar-lembar tulisannya. Di awal, misalnya, kita bisa melihatnya dengan baik dalam soal penggambaran fisik Gus Dur.
“Gus Dur itu ganteng? Setuju banget. Tepatnya, good looking abis. Rasanya nggak perlu lagi sibuk hunting cowok muda yang segar dan punya perut six pack. Gus Dur (memang) jika dilihat dari struktur wajah mungkin masih boleh dibilang kalah jauh sama Brad Pitt atau aktor siapalah itu yang bisa bikin cewek-cewek yang ngelihat langsung teriak histeris. Diliat dari postur badan juga boleh dikatakan Gus Dur masih jauh dari sempurna….Tapi kenapa kita bisa lebih betah mandangin wajah Gus Dur daripada para icon cover boy yang banyak nampang di majalah remaja itu?” (hlm. 11)
Dara kelahiran 1987 ini punya jawabnya. Gus Dur enak dipandang sebab beliau memiliki segudang kharismatik dan inner beauty luar biasa. Tak lain ia adalah seorang intelektual yang menata hidupnya dengan akhlak dan selalu disirami dengan ilmu. Waktu SD saja Gus Dur sudah akrab dengan karya-karya Karl Marx, catatan-catatan pemikir Marxisme, dan berbagai macam buku filsafat.
Kita dapat pula membaca komentar Maia terhadap pembelaan Gus Dur atas goyangan Inul yang kontroversial itu.
“Sikap Gus Dur membela Inul dari kecaman orang-orang yang mengaku Islam adalah cerminan sikap Rasulullah. Rasulullah gak perlu pake kekerasan ketika mendidik umatnya yang masih belum tau. Karna Gus Dur tau betul Inul itu belum begitu tau agama, maka dia mengayominya dengan cara yang kalem. Menunjukkan begitulah Islam. Mengajak berpikir, tak boleh keras, dan sangat menghormati perbedaan pemikiran,” (hlm. 39).
Sikap bijak Maia ini, bagi penulis, melebihi kadar usianya. Bahkan melampaui penentang Inul, yang sebagiannya, terang benderang tidak menunjukkan kematangan usia mereka dalam merespon isu yang sama. Mereka tak mampu menyampaikan perbedaan pendapat dengan santun. Cuma berani unjuk kekuatan saja layaknya preman (berjubah).
Lain lagi soal korupsi. Maia prihatin betul dengan korupsi dan pengadilan yang tak kunjung unjuk gigi. Maia salut dengan gaya Gus Dur yang potong kompas demi mengamputasi budaya korupsi secara radikal.
“Korupsi udah nggak mau tau tempat lagi. Ini mungkin satu hal yang yang menyebabkan negeri ini menjadi hopeless untuk bisa bersih...pengadilan juga udah banyak yang punya dwifungsi. So..biar pengadilan jadi layak disebut adil dan terpercaya, kira-kira gimana yah caranya? Nggak ada harapan banget nih. Kuncinya emang pemimpin mesti tegas dan bersih. Berani dan tanggung jawab dunia wal akherat. Kaya’ Gus Dur ajalah. Santai gitu. Tinggal pecat sana pecat sini. Asyik tuh. Nggak bertele-tele dan habis. Meski beresiko tinggi, ya emang begitu kan resikonya jadi orang jadi orang nomor satu? Begitu kan resikonya seorang pembela kebenaran?” (h. 52).
Mendengar ini, para politikus, aparat penegak hukum, dan tentu saja para koruptor itu sendiri selayaknya merenung. Atau malah malu. Sebab, remaja yang masih bau kencur saja tahu dan bisa memilih yang terbaik; bahwa kebenaran dan kebersihan mestilah dijadikan pegangan hidup seperti dipraktikkan Gus Dur. Bukan berlindung di balik kebohongan atau justru menggadaikan diri dengan kekuasaan. Padahal, mereka tahu perkara ini lebih dalam dan lebih banyak ketimbang seorang remaja seumuran Maia. Tapi mereka tak mau melakukannya.
Buku setebal 98 hlm ini layak baca untuk semua kalangan. Diksinya renyah—namun tak sampai jatuh pada kegenitan remaja yang kadangkala membikin tulisan menjadi barisan kosakata prokem yang tak ada isi sama sekali.
Meski begitu, ia tetaplah buku bergizi tinggi. Ini dapat dilihat dari rujukan pendapat Maia; mulai dari puisi-puisi Gus Mus, cerita-cerita Abu Nawas, Sirah Nabawiyah sampai kaidah-kaidah fiqhiyyah yang lumayan rumit.
Buku ini gue banget buat para teman remaja. Para orang tua tidak perlu khawatir membaca buku ini. Dijamin tidak akan merasa digurui. Justru mereka dijadikan teman bicara yang setara. Wallahu A’lam.
resensi Gus Dur Asyik Gitu Loh 1
Budaya
RESENSI BUKU: Gus Dur yang Humoris, Kontroversial, dan Gaul
Oleh : Djuneidi Saripurnawan
18-Des-2007, 14:14:43 WIB - [www.kabarindonesia.com]
Judul Buku: GUS DUR,.. Asyik Gitu Loh
Penulis: Maia Rosyida
Penerbit: The Wahid Institute
Tahun: September 2007
Tebal dan ukuran: viii+100 hlm, 14 x 21 cm
KabarIndonesia - Jauh sebelum Gus Dur alias Abdurrahman Wahid menjadi presiden RI ke-4 pada masa reformasi, pertemuanku dengan Romo Mangunwijaya di gang Kuwera, Yogyakarta, sempat menyinggung tentang ketokohan Gus Dur yang diterima secara luas oleh banyak kelompok dan golongan.
Romo Mangun sempat bertanya tentang ‘kenapa Gus Dur tidak jadi presiden aja?’ Apa jawabannya? Bila memang harus demikian, nanti dengan sendirinya… Kemudian Romo Mangun memberikan sedikit tanggapannya, bahwa seorang Gus Dur akan menjadi sempit ruangnya bila menjadi pejabat seperti presiden, karena dia sudah tumbuh cepat menjadi ‘resi” bagi banyak orang.
Ya, sebagaimana banyak pihak yang mendaulatnya sebagai Guru Bangsa, guru bagi semua warga negara Indonesia. Orang seperti ini memang masih langkah di Bumi Indonesia.Orang yang melindungi kaum minoritas (baca: Tionghoa) di Indonesia dari diskriminasi dan perlakuan yang semena-mena oleh penguasa dan tersudutkan dalam dunia politik.
Pluralisme adalah pemahaman yang dikembangkan oleh Gus Dur dalam membangun bangsa ini menjadi bangsa yang besar, meskipun perubahan menjadi bangsa yang besar itu masih menemukan banyak kendala, karena kedewasaan memang tidak bisa disama-ratakan bagi semua pihak. Dalam hal ini, Gus Dur memang menjadi ‘wali’ dan Bapak Pluralisme Indonesia; begitulah banyak pihak mengakuinya.
“Punya agama tapi nggak mau keberagaman. Jelas ini adalah contoh satu umat yang nggak layak dibilang Islam. Karna percuma juga kalo kita nggak ngerti keberagaman dunia dan seisinya. Ilmu masalah semesta yang udah kita dapet nggak bakalan ada manfaatnya, jika kita cuman tau tentang satu hal…”(hlm.86). Bahwa masalah diskriminasi keturunan sampai kapan pun nggak akan bisa bikin bangsa ini bersatu (hlm.69).
Maia Rosyida menyajikan secara sederhana nan lugas tentang kisah seputar Kontroversial Gus Dur yang menjadi pusat perhatian umat Islam dan masyarat Indonesia umumnya. Sosok Gus Dur yang selalu ditunggu ungkapannya, yang selalu sarat dengan makna dan tentunya yang terkemas dengan sense of humor yang tinggi. Inilah yang membuat penulis Maia Rosyida jatuh hati pada Gus Dur.
“Gus Dur itu PKI!” seru beberapa kelompok masyarakat. “Gus Dur itu Wali!” teriak sebagian yang lain. Kejadiannya waktu itu Gus Dur sedang dengan tegas menolak adanya Tap MPR yang tidak memperbolehkan ajaran komunisme di Indonesia. Alasanya jelas: bahwa negeri ini punya prinsip berbeda-beda tetapi tetap satu (Bhinneka Tunggal Ika). Pada tuduhan “antek PKI”, Gus Dur memberikan jawaban “Komunis itu bukan PKI (Partai Komunis Indonesia). Ya, masak kalo liat yang ada di PPPdan nengok gambar ka’bah pada spanduk partai itu, lalu kita langsung menyimpulkan kalo Islam itu ya PPP itu. Jelas ini salah paham total.” Yang dimaksudkan Gus Dur bahwa komunis itu bukan PKI, sebagaimana Islam itu bukan partai Islam. Partai Islam dan Islam jelas beda(hlm.36).
Ketika Inul Daratista, penyanyi dangdut yang terkenal dengan goyang “ngebor”-nya dihujat oleh berbagai pihak dan dianggap haram (meskipun sebenarnya lebih banyak disukai masyarakat umumnya), Gus Dur justru membelanya, sebagaimana Rasulullah tidak perlu memaksa pakai kekerasan ketika mendidik umatnya yang awam. Apa kata Gus Dur tentang Inul? “ Lha wong lagi cari makan, mbok biarin. Itu haknya dia.”(hlm.38).
Begitulah cara Gus Dur memberikan cara pendekatan yang sejuk dengan canda intelektualnya, sebagaimana juga ketegangan yang terjadi antara group band DEWA (Dhani) dengan kelompok yang menamakan Front Pembela Islam (FPI). Gus Dur sekali lagi tampil sebagai penyeimbang dan memberikan contoh yang santun dalam meluruskan sesuatu yang dianggap masalah.
Gus Dur memang harus berjuang menghadapi orang-orang yang mau menangnya sendiri, karena terjebak dengan keyakinan yang menganggap paling benar sendiri. Ia tidak setuju bila negara ini di-arabisasikan. Apalagi ketika ada usulan untuk peraturan yang mewajibkan hukuman mati bagi orang Islam yang keluar dari agamanya (murtad). Ini hanya mengotori nama Islam saja. Lafadz “La ikraha fi al-din” sudah banyak yang melupakannya(hlm.43). Berhasil membuat orang takut dan terkekang dengan atas nama ‘kebaikan Islam’ adalah sesat.
Kontroversi yang paling ramai hingga melibatkan protes dari lima ratus ulama Indonesia adalah ketika Gus Dur mengatakan bahwa ‘Al-Qur’an sebagai kitab suci paling porno sedunia’. Dan Gus Dur seperti biasa melihat dan membiarkan respon itu untuk sementara waktu. Kemudian ketika suasana sudah sejuk, Gus Dur mengatakan “Al-Qur’an kitab suci paling porno. Ya kan bener di dalamnya ada kalimat menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya udah, cabul kan?”
Ketika ramai-ramai orang berteriak: “musnahkan pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena tidak sesuai dengan syariat Islam”, Gus Dur memberikan contoh tentang Kitab Raudlatul Mu’aththar untuk meluruskan pengertian dari kata porno itu sendiri yang sudah keliru dipahami orang-orang itu. “Anda tahu, Kitab Raudlatul Mu’aththar (the perfumed Garden, kebun wewangian)? Itu merupakan kitab Bahasa Arab yang isinya tata cara bersetubuh dengan 189 gaya, ha-ha-ha…Kalau gitu, kitab itu cabul dong?”
Intinya, bahwa Al-Qur’an, Kitab Raudlatul Mu’aththar atau pun Inul yang sedang menyanyi dan berjoget ria bila dibaca dan dilihat dalam perpektif ngeres ya hasilnya pasti cabul bin porno.
Kehidupan ini adalah keberagaman yang ada dan karenanya menjadi indah bila damai bersamanya. Kenapa harus memaksakan menjadikan semuanya satu warna. Hidup pasti akan lebih dari sekedar robot yang sangat membosankan. Dan manusia bukanlah robot, melainkan makhuk yang mulia dengan akal-budinya.
Dan bagaimana Gus Dur menjawab pertanyaan tentang hukum orang Islam yang mengucapkan selamat pada hari perayaan Natal? Kata Gus Dur: “Kita jangan cumin mengucapkan selamat. Baiknya kita ikut merayakan. Lha kan Natal itu Mauludnya Nabi Isa.” Cob baca Al-Qur’an pada Surat Maryam yang banyak penjelasan tentang kelahiran Al-Masih dan peristiwa Natal. Dan do’a Nabi Isa sewaktu bayi membuktikan bahwa keagungan Allah menjadikan Nabi Isa bisa terlahirkan tanpa seorang ayah: “Salam sejahtera (semoga) dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku dan pada hari ketika aku dibangkitkan hidup kembali.” (hlm.62).
Di antara cerita tentang Gus Dur yang kontroversial tetapi selalu ada aspek humornya yang intelektual, membuat buku ini memiliki magnet bagi banyak kalangan.
Ketika Gus Dur di Pesantren Tegalrejo: “Semua presiden itu KKN kok. Persiden pertama Kanan Kiri Normal. Presiden kedua Kanan Kiri Nyolong. Presiden ketiga Kecil-Kecil Nekat. Dan presiden keempat, saya sendiri juga diem-diem KKN, alias Kir Kanan Nuntun.”
Dan saat pidato di Jerman dimana hadir juga mantan presiden RI B.J. Habibie: “Pak Karno itu presiden yang negarawan, pak Harto hartawan, pak Habibie ilmuwan, sedangkan saya sendiri wisatawan.”(hlm.73).
Ketika konflik di Ambon terjadi dan Gus Dur tidak setuju dengan orang-orang yang ke Ambon bawa senjata dan niatnya berkelahi tapi atas nama jihad. “Mau jihad kek, mau jahit kek. Pokoknya kalau ada yang bawa senjata ke Ambon, musti segera ditangkep,” tegas Gus Dur(hlm.96). Dan “Tuhan itu tidak perlu dibela.”
Masih banyak hal-hal yang menarik dalam buku ini. Semua tentang Gus Dur dan kehidupan kita dalam konteks bernegara dan bermasyarakat. Dalam upaya membangun budaya masyarakat bangsa Indonesia yang bisa dibanggakan (?) Amin….!
Sosok Gus Dur yang cerdas, mendalam, jenaka (humoris yang intelek), bersahaja, akrab dan terbuka pada semua kalangan, berpihak pada orang kecil, dan mengikuti perkembangan zaman telah membuat Gus Dur tampil sebagai sosok kiyai yang nyentrik dan gaul.
Begitulah Maia Rosyida (penulis buku ini) jatuh hati pada Gus Dur karena gantengnya benar-benar dari inner beauty-nya.
“Semua tulisan di atas tak ada maksud untuk melebih-lebihkan Gus Dur dari yang lain. Melainkan cuma pengin ngasih tau aja, bahwa begitulah contoh ulama yang baik di era yang katanya udah demokratis ini. Contoh ulama yang selalu baca Al-Qur’an dulu sebelum ‘berperang’” tulis Maia dalam lembaran terakhirnya.
Buku yang ditulis dalam bahasa gaul ini memang sangat cocok untuk anak-anak seusia SMP, SMA, bahkan Mahasiswa yang cenderung terjebak dalam formalitas.
Bacaan yang baik adalah bacaan yang minimal bersifat informatif (banyak pengetahuan baru) dan membuat orang berpikir. Nah, buku ini memuat keduanya, bahkan ditambah dengan sense of humor yang cerdas.
Djuneidi Saripurnawan
Research and Development Coordinator
Plan International Aceh
Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com
Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera:
www.kabarindonesia.com
RESENSI BUKU: Gus Dur yang Humoris, Kontroversial, dan Gaul
Oleh : Djuneidi Saripurnawan
18-Des-2007, 14:14:43 WIB - [www.kabarindonesia.com]
Judul Buku: GUS DUR,.. Asyik Gitu Loh
Penulis: Maia Rosyida
Penerbit: The Wahid Institute
Tahun: September 2007
Tebal dan ukuran: viii+100 hlm, 14 x 21 cm
KabarIndonesia - Jauh sebelum Gus Dur alias Abdurrahman Wahid menjadi presiden RI ke-4 pada masa reformasi, pertemuanku dengan Romo Mangunwijaya di gang Kuwera, Yogyakarta, sempat menyinggung tentang ketokohan Gus Dur yang diterima secara luas oleh banyak kelompok dan golongan.
Romo Mangun sempat bertanya tentang ‘kenapa Gus Dur tidak jadi presiden aja?’ Apa jawabannya? Bila memang harus demikian, nanti dengan sendirinya… Kemudian Romo Mangun memberikan sedikit tanggapannya, bahwa seorang Gus Dur akan menjadi sempit ruangnya bila menjadi pejabat seperti presiden, karena dia sudah tumbuh cepat menjadi ‘resi” bagi banyak orang.
Ya, sebagaimana banyak pihak yang mendaulatnya sebagai Guru Bangsa, guru bagi semua warga negara Indonesia. Orang seperti ini memang masih langkah di Bumi Indonesia.Orang yang melindungi kaum minoritas (baca: Tionghoa) di Indonesia dari diskriminasi dan perlakuan yang semena-mena oleh penguasa dan tersudutkan dalam dunia politik.
Pluralisme adalah pemahaman yang dikembangkan oleh Gus Dur dalam membangun bangsa ini menjadi bangsa yang besar, meskipun perubahan menjadi bangsa yang besar itu masih menemukan banyak kendala, karena kedewasaan memang tidak bisa disama-ratakan bagi semua pihak. Dalam hal ini, Gus Dur memang menjadi ‘wali’ dan Bapak Pluralisme Indonesia; begitulah banyak pihak mengakuinya.
“Punya agama tapi nggak mau keberagaman. Jelas ini adalah contoh satu umat yang nggak layak dibilang Islam. Karna percuma juga kalo kita nggak ngerti keberagaman dunia dan seisinya. Ilmu masalah semesta yang udah kita dapet nggak bakalan ada manfaatnya, jika kita cuman tau tentang satu hal…”(hlm.86). Bahwa masalah diskriminasi keturunan sampai kapan pun nggak akan bisa bikin bangsa ini bersatu (hlm.69).
Maia Rosyida menyajikan secara sederhana nan lugas tentang kisah seputar Kontroversial Gus Dur yang menjadi pusat perhatian umat Islam dan masyarat Indonesia umumnya. Sosok Gus Dur yang selalu ditunggu ungkapannya, yang selalu sarat dengan makna dan tentunya yang terkemas dengan sense of humor yang tinggi. Inilah yang membuat penulis Maia Rosyida jatuh hati pada Gus Dur.
“Gus Dur itu PKI!” seru beberapa kelompok masyarakat. “Gus Dur itu Wali!” teriak sebagian yang lain. Kejadiannya waktu itu Gus Dur sedang dengan tegas menolak adanya Tap MPR yang tidak memperbolehkan ajaran komunisme di Indonesia. Alasanya jelas: bahwa negeri ini punya prinsip berbeda-beda tetapi tetap satu (Bhinneka Tunggal Ika). Pada tuduhan “antek PKI”, Gus Dur memberikan jawaban “Komunis itu bukan PKI (Partai Komunis Indonesia). Ya, masak kalo liat yang ada di PPPdan nengok gambar ka’bah pada spanduk partai itu, lalu kita langsung menyimpulkan kalo Islam itu ya PPP itu. Jelas ini salah paham total.” Yang dimaksudkan Gus Dur bahwa komunis itu bukan PKI, sebagaimana Islam itu bukan partai Islam. Partai Islam dan Islam jelas beda(hlm.36).
Ketika Inul Daratista, penyanyi dangdut yang terkenal dengan goyang “ngebor”-nya dihujat oleh berbagai pihak dan dianggap haram (meskipun sebenarnya lebih banyak disukai masyarakat umumnya), Gus Dur justru membelanya, sebagaimana Rasulullah tidak perlu memaksa pakai kekerasan ketika mendidik umatnya yang awam. Apa kata Gus Dur tentang Inul? “ Lha wong lagi cari makan, mbok biarin. Itu haknya dia.”(hlm.38).
Begitulah cara Gus Dur memberikan cara pendekatan yang sejuk dengan canda intelektualnya, sebagaimana juga ketegangan yang terjadi antara group band DEWA (Dhani) dengan kelompok yang menamakan Front Pembela Islam (FPI). Gus Dur sekali lagi tampil sebagai penyeimbang dan memberikan contoh yang santun dalam meluruskan sesuatu yang dianggap masalah.
Gus Dur memang harus berjuang menghadapi orang-orang yang mau menangnya sendiri, karena terjebak dengan keyakinan yang menganggap paling benar sendiri. Ia tidak setuju bila negara ini di-arabisasikan. Apalagi ketika ada usulan untuk peraturan yang mewajibkan hukuman mati bagi orang Islam yang keluar dari agamanya (murtad). Ini hanya mengotori nama Islam saja. Lafadz “La ikraha fi al-din” sudah banyak yang melupakannya(hlm.43). Berhasil membuat orang takut dan terkekang dengan atas nama ‘kebaikan Islam’ adalah sesat.
Kontroversi yang paling ramai hingga melibatkan protes dari lima ratus ulama Indonesia adalah ketika Gus Dur mengatakan bahwa ‘Al-Qur’an sebagai kitab suci paling porno sedunia’. Dan Gus Dur seperti biasa melihat dan membiarkan respon itu untuk sementara waktu. Kemudian ketika suasana sudah sejuk, Gus Dur mengatakan “Al-Qur’an kitab suci paling porno. Ya kan bener di dalamnya ada kalimat menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya udah, cabul kan?”
Ketika ramai-ramai orang berteriak: “musnahkan pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena tidak sesuai dengan syariat Islam”, Gus Dur memberikan contoh tentang Kitab Raudlatul Mu’aththar untuk meluruskan pengertian dari kata porno itu sendiri yang sudah keliru dipahami orang-orang itu. “Anda tahu, Kitab Raudlatul Mu’aththar (the perfumed Garden, kebun wewangian)? Itu merupakan kitab Bahasa Arab yang isinya tata cara bersetubuh dengan 189 gaya, ha-ha-ha…Kalau gitu, kitab itu cabul dong?”
Intinya, bahwa Al-Qur’an, Kitab Raudlatul Mu’aththar atau pun Inul yang sedang menyanyi dan berjoget ria bila dibaca dan dilihat dalam perpektif ngeres ya hasilnya pasti cabul bin porno.
Kehidupan ini adalah keberagaman yang ada dan karenanya menjadi indah bila damai bersamanya. Kenapa harus memaksakan menjadikan semuanya satu warna. Hidup pasti akan lebih dari sekedar robot yang sangat membosankan. Dan manusia bukanlah robot, melainkan makhuk yang mulia dengan akal-budinya.
Dan bagaimana Gus Dur menjawab pertanyaan tentang hukum orang Islam yang mengucapkan selamat pada hari perayaan Natal? Kata Gus Dur: “Kita jangan cumin mengucapkan selamat. Baiknya kita ikut merayakan. Lha kan Natal itu Mauludnya Nabi Isa.” Cob baca Al-Qur’an pada Surat Maryam yang banyak penjelasan tentang kelahiran Al-Masih dan peristiwa Natal. Dan do’a Nabi Isa sewaktu bayi membuktikan bahwa keagungan Allah menjadikan Nabi Isa bisa terlahirkan tanpa seorang ayah: “Salam sejahtera (semoga) dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku dan pada hari ketika aku dibangkitkan hidup kembali.” (hlm.62).
Di antara cerita tentang Gus Dur yang kontroversial tetapi selalu ada aspek humornya yang intelektual, membuat buku ini memiliki magnet bagi banyak kalangan.
Ketika Gus Dur di Pesantren Tegalrejo: “Semua presiden itu KKN kok. Persiden pertama Kanan Kiri Normal. Presiden kedua Kanan Kiri Nyolong. Presiden ketiga Kecil-Kecil Nekat. Dan presiden keempat, saya sendiri juga diem-diem KKN, alias Kir Kanan Nuntun.”
Dan saat pidato di Jerman dimana hadir juga mantan presiden RI B.J. Habibie: “Pak Karno itu presiden yang negarawan, pak Harto hartawan, pak Habibie ilmuwan, sedangkan saya sendiri wisatawan.”(hlm.73).
Ketika konflik di Ambon terjadi dan Gus Dur tidak setuju dengan orang-orang yang ke Ambon bawa senjata dan niatnya berkelahi tapi atas nama jihad. “Mau jihad kek, mau jahit kek. Pokoknya kalau ada yang bawa senjata ke Ambon, musti segera ditangkep,” tegas Gus Dur(hlm.96). Dan “Tuhan itu tidak perlu dibela.”
Masih banyak hal-hal yang menarik dalam buku ini. Semua tentang Gus Dur dan kehidupan kita dalam konteks bernegara dan bermasyarakat. Dalam upaya membangun budaya masyarakat bangsa Indonesia yang bisa dibanggakan (?) Amin….!
Sosok Gus Dur yang cerdas, mendalam, jenaka (humoris yang intelek), bersahaja, akrab dan terbuka pada semua kalangan, berpihak pada orang kecil, dan mengikuti perkembangan zaman telah membuat Gus Dur tampil sebagai sosok kiyai yang nyentrik dan gaul.
Begitulah Maia Rosyida (penulis buku ini) jatuh hati pada Gus Dur karena gantengnya benar-benar dari inner beauty-nya.
“Semua tulisan di atas tak ada maksud untuk melebih-lebihkan Gus Dur dari yang lain. Melainkan cuma pengin ngasih tau aja, bahwa begitulah contoh ulama yang baik di era yang katanya udah demokratis ini. Contoh ulama yang selalu baca Al-Qur’an dulu sebelum ‘berperang’” tulis Maia dalam lembaran terakhirnya.
Buku yang ditulis dalam bahasa gaul ini memang sangat cocok untuk anak-anak seusia SMP, SMA, bahkan Mahasiswa yang cenderung terjebak dalam formalitas.
Bacaan yang baik adalah bacaan yang minimal bersifat informatif (banyak pengetahuan baru) dan membuat orang berpikir. Nah, buku ini memuat keduanya, bahkan ditambah dengan sense of humor yang cerdas.
Djuneidi Saripurnawan
Research and Development Coordinator
Plan International Aceh
Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com
Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera:
www.kabarindonesia.com
SEKOLAH ITU NGGAK PENTING KOK,,,
Kita ke sekolah untuk belajar kan? Bukan buat yang lain-lain?
1. Sabda Rasulullah; Belajar adalah mulai dari kita lahir hingga kita mati, yang berarti kalo itu kita menanti kelulusan, sama aja kita sedang menanti kematian
2. Sekolah Itu Candu, yang artinya kalo udah lulus kita pengennya sekolah
lagi
dan lagi. Semisal kita dapet sekolah favorit, selanjutnya kita pengen yang lebih favorit dan lebih favorit lagi, yang pada akhirnya memaksa kita untuk terhipnotis kepada ‘nama sekolah favorit’. Lama-lama kita terjebak bahwa kalo kita udah dikirim ke luar negri itu artinya kita pinter dan dihargai. Sebaliknya, menurutku hal semacam itu adalah sebuah bentuk pengusiran secara halus. Semakin kita rangking satu, semakin kita meninggalkan kampung halaman tercinta.
3. Sekolah favorit itu tidak profesional, yang berarti hanya mau menerima siswa yang sudah terbukti bernilai tinggi secara rapor. Itu sama halnya mereka telah menunjukkan jati diri yang pengecut dan penakut. Karna mereka hanya berani menerima tawanan yang secara otak kiri sudah matang. Mereka takut belajar dengan orang-orang bodoh. Lalu, apa gunanya menerima orang-orang yang sudah ‘dianggap pintar’. Pantaskah itu disebut sekolah favorit?
4. Belajar itu harus sesuai dengan kebutuhan dan belajar itu adalah sistem memecahkan masalah. Belajar yang tidak sesuai dengan kebutuhan berarti hanya basa basi dan buang-buang waktu belaka. Mengerjakan sesuatu yang tidak jelas manfaatnya, tentu akan berdampak tidak baik. Dan fenomena berhentinya belajar gara-gara bencana alam atau ketiadaannya gedung tinggi berarti tidak memenuhi devinisi bahwa belajar adalah untuk memecahkan suatu masalah. Padahal belajar adalah memecahkan masalah, yang berarti kita harus terus belajar dalam kondisi segawat apa pun.
5. Belajar itu wajib dan berlaku bagi si miskin dan si kaya. Menjadi sangat memprihatinkan bila yang dimaksud kewajiban belajar adalah segala macam kegiatan yang ada di sekolah dan serba memakan biaya mahal. Kasian yang miskin. Kalo udah kek gini, apakah yang miskin jadi dosa karna tidak belajar? Tentu saja enggak. Karna makna belajar tidaklah sesempit itu.
6. Sekolah mengajarkan kita untuk selalu memusuhi teman. Ini sangat jelas terlihat. Kita dididik untuk selalu bersaing dan sekolah berhasil membuat pola pikir anak-anak bangsa menjadi selalu ingin menang bagai penjajah. Kita selalu pengen nomor satu dan jadi juara, yang artinya kita menganggap semua yang ada di kelas, selain kita adalah musuh. Bullshit dengan kata-kata persaingan sehat. Persaingan itu tidak ada yang sehat. Yang sehat adalah dimana kita yang masing-masing sudah dikaruniai kelebihan sama Allah ini bisa saling berbagi kelebihan dan belajar satu dengan yang lain. Ajaran agama yang satu ini bertujuan untuk menjauhkan kita dari permusuhan dan menyadarkan kita bahwa sesungguhnya tidak ada manusia pintar dan bodoh, karna sesungguhnya semua itu datang dari Allah dan kepintaran hanya milikNya.
7. Di sekolah kita hanya mendapatkan ilmu secara terbatas atau limited edition. Kita dikenalkan dengan sebuah benda yang bernama BUKU PAKET atau BUKU PELAJARAN. Pengenalan yang pada akhirnya mengajarkan kepada kita bahwa selain benda di atas, bukanlah buku pelajaran. IRONIS!
Kita satu kelas dipaksa beli setiap tahun. Padahal kalo boleh mengamati, setiap tahun bahasanya hampir sama dan cuman beda kovernya aja. Menyedihkan,,, hiks hiks,,,
Belum gitu, waktu belajarnya ditentuin bel lagi. Guru datang dan pulang mesti sesuai bel. dan anehnya-menurut pengalaman pribadi-, aku pernah nanya suatu hal ke guru dan guru itu bilang;
"Udahlah, pertanyaanmu itu nggak penting untuk kujawab. Nggak bakalan keluar di ujian kok!"
WHAT???!!! Segitu terbataskah ilmu yang kita dapat di dalam kelas, atau lebih tepatnya di dalam sebuah kerangkeng penjara atas nama KELAS? Oh... NOooooo!!!!!!!!!!!
8. Sekolah menakuti-nakuti dengan sebuah ajang kelulusan. Padahal sebenarnya kalimat lulus atau tidak lulus sekolah itu masih lebih pantas jika diganti dengan kata beruntung dan tidak beruntung. Keadaan pendidikan kita sudah semacam lotre. Aku yakin, pihak birokrat sebenernya udah tau bahwa sistem beginian salah besar. Tapi karna mereka semua butuh duit, ya udah de…. Sikaaaaaattttt!!!
9. Soal-soal di ujian cuman berkisar antara 40-60 soal. Padahal kamu semua tau kan, kalo persoalan di dunia ini milyaran, bukan cuman yang muncul di kertas ujian yang bisa dibikin bungkus kacang itu. Menyedihkannya lagi, kalo kita udah langsung dianggap goblok hanya gara-gara tidak bisa mengerjakan soal-soal yang hanya secuil itu, padahal sebaliknya, kita mungkin bisa menjawab jutaan persoalan daripada yang hanya ada di dalam materi ujian itu. Sungguh, makna siswa pintar ternyata sangat sempit, sesempit gudang tikus di mata negri ini.
10. Sekolah ujung-ujungnya cuman ijasah, yang artinya generasi kita dididik untuk tidak mandiri. Mereka menjadi terbiasa bergantung kepada orang. Padahal menurutku sebenarnya mencari ijasah itu sama aja mencari majikan. Padahal,,, taukah kamu? Para pemilik lembaga bimbingan belajar itu juga pada nggak punya ijasah dan nggak ngedukung adanya ijasah untuk kepentingan pribadi. Sadarkah kalian jika kita sebenarnya sedang menjadi korban pembeli dalam sistem perdagangan yang dikasih judul, PENDIDIKAN?
Aku yakin, selama masih ketergantungan sama ijasah, sampai kiamat pun, generasi di bangsa ini nggak akan pernah jadi generasi yang mandiri dan itu artinya kita akan terus ngemis-ngemis kepada negara lain selamanya. HIks,,, sedih. Padahal kan, selembar daun pisang aja diluar negri dibeli seharga 60.000 rupiah Indonesia.
Sebenernya masih banyak banget yang pengen aku bahas tentang begitu tidak pentingnya sekolah. Tapi ini dulu aja kali ya. Kalian semua boleh nanya atau nanggepin hal-hal yang kurang jelas. Sekali lagi, nggak ada kamus anak pintar dan bodoh dalam hidupku. Masing-masing dari kita udah kejatahan potensi. Sekarang giliran kitanya yang mau saling berbagi apa enggak.
Penjelasan bahwa setiap manusia tidak ada yang lebih pintar mungkin bisa kamu buka pada surat Kahfi yang menceritakan tentang nabi Musa dan nabi Khidir yang masing-masing dari keduanya sudah dikasih kelebihan sendiri-sendiri dari Allah SWT, dan keduanya mau saling belajar satu dengan yang lain.
Catatan kecil; sejarah adanya sekolah itu berasal dari Yunani, yang arti harfiahnya waktu luang. Metode yang terjadi adalah dimana anak belajar dengan lingkungan keluarganya sendiri. Kemudian berkembang terus hingga terciptalah metode yang begitu dinamis sampe seperti yang terjadi di negri barat hingga kini. Mereka menyebutnya dengan sekolah regular atau sekolah formal.
Sekarang yang pantas dipertanyakan; Pantaskah sistem formal yang hingga saat ini masih eksis di negara-negara maju itu diterapkan di negara kita yang sebenarnya kaya tapi miskin?
Kita ke sekolah untuk belajar kan? Bukan buat yang lain-lain?
1. Sabda Rasulullah; Belajar adalah mulai dari kita lahir hingga kita mati, yang berarti kalo itu kita menanti kelulusan, sama aja kita sedang menanti kematian
2. Sekolah Itu Candu, yang artinya kalo udah lulus kita pengennya sekolah
lagi
dan lagi. Semisal kita dapet sekolah favorit, selanjutnya kita pengen yang lebih favorit dan lebih favorit lagi, yang pada akhirnya memaksa kita untuk terhipnotis kepada ‘nama sekolah favorit’. Lama-lama kita terjebak bahwa kalo kita udah dikirim ke luar negri itu artinya kita pinter dan dihargai. Sebaliknya, menurutku hal semacam itu adalah sebuah bentuk pengusiran secara halus. Semakin kita rangking satu, semakin kita meninggalkan kampung halaman tercinta.
3. Sekolah favorit itu tidak profesional, yang berarti hanya mau menerima siswa yang sudah terbukti bernilai tinggi secara rapor. Itu sama halnya mereka telah menunjukkan jati diri yang pengecut dan penakut. Karna mereka hanya berani menerima tawanan yang secara otak kiri sudah matang. Mereka takut belajar dengan orang-orang bodoh. Lalu, apa gunanya menerima orang-orang yang sudah ‘dianggap pintar’. Pantaskah itu disebut sekolah favorit?
4. Belajar itu harus sesuai dengan kebutuhan dan belajar itu adalah sistem memecahkan masalah. Belajar yang tidak sesuai dengan kebutuhan berarti hanya basa basi dan buang-buang waktu belaka. Mengerjakan sesuatu yang tidak jelas manfaatnya, tentu akan berdampak tidak baik. Dan fenomena berhentinya belajar gara-gara bencana alam atau ketiadaannya gedung tinggi berarti tidak memenuhi devinisi bahwa belajar adalah untuk memecahkan suatu masalah. Padahal belajar adalah memecahkan masalah, yang berarti kita harus terus belajar dalam kondisi segawat apa pun.
5. Belajar itu wajib dan berlaku bagi si miskin dan si kaya. Menjadi sangat memprihatinkan bila yang dimaksud kewajiban belajar adalah segala macam kegiatan yang ada di sekolah dan serba memakan biaya mahal. Kasian yang miskin. Kalo udah kek gini, apakah yang miskin jadi dosa karna tidak belajar? Tentu saja enggak. Karna makna belajar tidaklah sesempit itu.
6. Sekolah mengajarkan kita untuk selalu memusuhi teman. Ini sangat jelas terlihat. Kita dididik untuk selalu bersaing dan sekolah berhasil membuat pola pikir anak-anak bangsa menjadi selalu ingin menang bagai penjajah. Kita selalu pengen nomor satu dan jadi juara, yang artinya kita menganggap semua yang ada di kelas, selain kita adalah musuh. Bullshit dengan kata-kata persaingan sehat. Persaingan itu tidak ada yang sehat. Yang sehat adalah dimana kita yang masing-masing sudah dikaruniai kelebihan sama Allah ini bisa saling berbagi kelebihan dan belajar satu dengan yang lain. Ajaran agama yang satu ini bertujuan untuk menjauhkan kita dari permusuhan dan menyadarkan kita bahwa sesungguhnya tidak ada manusia pintar dan bodoh, karna sesungguhnya semua itu datang dari Allah dan kepintaran hanya milikNya.
7. Di sekolah kita hanya mendapatkan ilmu secara terbatas atau limited edition. Kita dikenalkan dengan sebuah benda yang bernama BUKU PAKET atau BUKU PELAJARAN. Pengenalan yang pada akhirnya mengajarkan kepada kita bahwa selain benda di atas, bukanlah buku pelajaran. IRONIS!
Kita satu kelas dipaksa beli setiap tahun. Padahal kalo boleh mengamati, setiap tahun bahasanya hampir sama dan cuman beda kovernya aja. Menyedihkan,,, hiks hiks,,,
Belum gitu, waktu belajarnya ditentuin bel lagi. Guru datang dan pulang mesti sesuai bel. dan anehnya-menurut pengalaman pribadi-, aku pernah nanya suatu hal ke guru dan guru itu bilang;
"Udahlah, pertanyaanmu itu nggak penting untuk kujawab. Nggak bakalan keluar di ujian kok!"
WHAT???!!! Segitu terbataskah ilmu yang kita dapat di dalam kelas, atau lebih tepatnya di dalam sebuah kerangkeng penjara atas nama KELAS? Oh... NOooooo!!!!!!!!!!!
8. Sekolah menakuti-nakuti dengan sebuah ajang kelulusan. Padahal sebenarnya kalimat lulus atau tidak lulus sekolah itu masih lebih pantas jika diganti dengan kata beruntung dan tidak beruntung. Keadaan pendidikan kita sudah semacam lotre. Aku yakin, pihak birokrat sebenernya udah tau bahwa sistem beginian salah besar. Tapi karna mereka semua butuh duit, ya udah de…. Sikaaaaaattttt!!!
9. Soal-soal di ujian cuman berkisar antara 40-60 soal. Padahal kamu semua tau kan, kalo persoalan di dunia ini milyaran, bukan cuman yang muncul di kertas ujian yang bisa dibikin bungkus kacang itu. Menyedihkannya lagi, kalo kita udah langsung dianggap goblok hanya gara-gara tidak bisa mengerjakan soal-soal yang hanya secuil itu, padahal sebaliknya, kita mungkin bisa menjawab jutaan persoalan daripada yang hanya ada di dalam materi ujian itu. Sungguh, makna siswa pintar ternyata sangat sempit, sesempit gudang tikus di mata negri ini.
10. Sekolah ujung-ujungnya cuman ijasah, yang artinya generasi kita dididik untuk tidak mandiri. Mereka menjadi terbiasa bergantung kepada orang. Padahal menurutku sebenarnya mencari ijasah itu sama aja mencari majikan. Padahal,,, taukah kamu? Para pemilik lembaga bimbingan belajar itu juga pada nggak punya ijasah dan nggak ngedukung adanya ijasah untuk kepentingan pribadi. Sadarkah kalian jika kita sebenarnya sedang menjadi korban pembeli dalam sistem perdagangan yang dikasih judul, PENDIDIKAN?
Aku yakin, selama masih ketergantungan sama ijasah, sampai kiamat pun, generasi di bangsa ini nggak akan pernah jadi generasi yang mandiri dan itu artinya kita akan terus ngemis-ngemis kepada negara lain selamanya. HIks,,, sedih. Padahal kan, selembar daun pisang aja diluar negri dibeli seharga 60.000 rupiah Indonesia.
Sebenernya masih banyak banget yang pengen aku bahas tentang begitu tidak pentingnya sekolah. Tapi ini dulu aja kali ya. Kalian semua boleh nanya atau nanggepin hal-hal yang kurang jelas. Sekali lagi, nggak ada kamus anak pintar dan bodoh dalam hidupku. Masing-masing dari kita udah kejatahan potensi. Sekarang giliran kitanya yang mau saling berbagi apa enggak.
Penjelasan bahwa setiap manusia tidak ada yang lebih pintar mungkin bisa kamu buka pada surat Kahfi yang menceritakan tentang nabi Musa dan nabi Khidir yang masing-masing dari keduanya sudah dikasih kelebihan sendiri-sendiri dari Allah SWT, dan keduanya mau saling belajar satu dengan yang lain.
Catatan kecil; sejarah adanya sekolah itu berasal dari Yunani, yang arti harfiahnya waktu luang. Metode yang terjadi adalah dimana anak belajar dengan lingkungan keluarganya sendiri. Kemudian berkembang terus hingga terciptalah metode yang begitu dinamis sampe seperti yang terjadi di negri barat hingga kini. Mereka menyebutnya dengan sekolah regular atau sekolah formal.
Sekarang yang pantas dipertanyakan; Pantaskah sistem formal yang hingga saat ini masih eksis di negara-negara maju itu diterapkan di negara kita yang sebenarnya kaya tapi miskin?
Kamis, 22 Mei 2008
Perjuangan BlueBand
Band nelangsa sih biasa
nggak ketinggalan band gua yang namanya BlueBand itu
baru Senin latian kompak dan komplit, Kamisnya udah ada alangan lagi
Yang Bima rewel lah, Pleci kenan kasus lah, Benjo bokek deh, Eross... entahlah, anak itu jg
kalo aku liat byk masalah, tapi lebih suka mendem. Sementara Ichink yang gua liat paling waras ndiri dan nggak banyak maunya. tepatnya dia yg paling dewasa diantara 4 personel lainnya
nggak ketinggalan band gua yang namanya BlueBand itu
baru Senin latian kompak dan komplit, Kamisnya udah ada alangan lagi
Yang Bima rewel lah, Pleci kenan kasus lah, Benjo bokek deh, Eross... entahlah, anak itu jg
kalo aku liat byk masalah, tapi lebih suka mendem. Sementara Ichink yang gua liat paling waras ndiri dan nggak banyak maunya. tepatnya dia yg paling dewasa diantara 4 personel lainnya
Kamis, 15 Mei 2008
Perjuanngan seorang BlueBand
Dihujat?
udeh biase
diremehin?
lebih biasa lagi
dibilang ecek-ecek?
alah... santai aja kali. ntar jg cape sendiri?
namanya juga baru seumur jagung
Gila! Tapi aku saluth dengan anak2ku ini. Semangatnya tinggi, dalam musik maupun iuran! Meski di sini aku leadernya, tapi mereka smw nggak manja dan ngertiin kalo aku lg nggak punya duit
Jadwal latian emang sengaja kubikin Senin Kamis, biar berkah
Dan latihan Kamis kemarin, tanggal 15 Mei 2008 masih seperti biasa tapi tumben seluruh personel lengkap. Tumben karna Benjo 'sang bassist' yang sekarang rambut belakanganya kayak Ruhut Sitompul udah g pake alesan nggak bisa karna banyak kerja (baca; cuci piring, nanak nasi dll). Makluk, karna dia anak kost.
Jam sembilan pagi, aku br nyampe halaman sekolah dan udh langsung ditodong Bima, si gendut imut yang duduk di belakang drum. Dia udah sampe ijin kelas buat ngebuktiin konsisnya di band.
Masalah seperti biasa, langsung muncul. Duit dan transport. Kalo di teater yang notaben banyak ceweknya sih enak karna gampang dimintain iuran tiap minggu, meski cuman gopek. Nah, ini? Cowok semua, berat di rokok lagi? Jujur aj aku lumayan pusing
ada pak din sang kepala sekolah berambut gondrong ala sujiwo tejo yg lg ngantux2 g jls di teras RC. Kita ngerundingnya keras banget!
"AYo-ayo nyumbang," kataku sambil nerima duit dari semua personel. Bagi mereka yang prihatin, alias di sini Upik dan Puji juga nyumbang sebanyak masing2, 2000 dan seribu rupiah. Lumayan, buat ngegenepin.
"Brngkatnya make, apa jek? Nyeker?" aku skepstis.
"Pake gerobak itu jadi. Benjo masukin situ muat kok," kata Bima sambil nunjuk grobag pak tukang yang bikin jiwaku jd sok sedih dan prihatin.
"WaH, Ichink g bawa motor to?" kata Pleci sang koordinator tranportasi, krn cuman dia satu2nya yang punya motor, sementara punya Ichink masih nebeng bokapnya.
Pak Din yg denger mungkin jd agak miris karna dia langsung nyaut. "Pake mobilku?"
Pleci sang penanggungjawab tranport langsung sumringah.
Tapi perjuangan tdk sampe di situ. Untuk dapet mobil, berarti harus tau kuncinya dimana. Apalagi gosipnya tu mobil akinya lagi nggak sehat.
"Soal aki mah gampang. Kalian jago ngedorong kan?" tanya Pleci.
"Gampang," jawab Benjo
dan kita semwa ngejauh dari Pleci. Sengaja, biar dia sendiri yang repot. AKhirnya dia ketemu Julphi, sang juru kunci mobilnya pak Din.
Kami lihat dari jauh dan mulai pesimis. Kayaknya sI Julphinya susah banget dimintain kunci aja. Akhirnya kt semua g sanggup lihat dan pasrah jika akhirnya kata2 kalo BlueBand band yang garing mencuat lagi di jagad musik sekolah.
tapi ternyata dugaan kami smw meleset. Pleci jalan ke arah kami dengan udah ngegoyangin gantungan kunci di jari telunjuknya.
"Canggih luh!" kataku
"Siapa duluh."
Perjuangan kita ternyata benar-benar harus ngedorong sedan tua itu dulu sebelum akhirnya nyampe di studio...
dan tumben, hari ini kita maen dengan serius... dan lagunya selelsai semua.....
Senin, 05 Mei 2008
buete
buete banget
cari duit ternyata susahnya minta uang
gila!
kasian bener jd rakyat Indonesia
limpahkan rahmah untukku ya Tuhan
Supaya aku tidak terlalu tergila-gila dengan dunia
dan jauhkan aku dari segala kejahatan dan tipuan para makhlukMu
cari duit ternyata susahnya minta uang
gila!
kasian bener jd rakyat Indonesia
limpahkan rahmah untukku ya Tuhan
Supaya aku tidak terlalu tergila-gila dengan dunia
dan jauhkan aku dari segala kejahatan dan tipuan para makhlukMu
Senin, 31 Maret 2008
Sibukkan Harimu!
Lets!
Gua kangen banget sama nabi Khidir
Pengeeeeeen curhat banyak sama manusia paling cool itu
Tapi dimana jejaknya aja gua nggak ngerti
Tau nih
dunia kayaknya lagi pengen musuhin gua gitu de
buktinya!
ah, nggak pantes gua ceritain di sini. Keadaan lagi emosi berat
Tapi sore ini udah agak mendingan. Tadi siang udah sok curhat2an dikit sam seorang ayah dari adek kelas. Enak kali punya ayah kayak begitu. Friendly!
Ceritanya sekarang ini gua lagi nggak pengen disibukkan tapi pengen menyibukkan
namanya aja lagi gila sama Khidir. Harus kiblatin itu dunia!
Liat aja entar... siapa yang akan maju duluan
Gua emang nggak pernah dendam sama siapa pun karna bukan tipe orang pendendam
Cuman gua lagi akit ati aja nih
Hhh... ayahku Khidir
Dimana kau sekarang...
Gua kangen banget sama nabi Khidir
Pengeeeeeen curhat banyak sama manusia paling cool itu
Tapi dimana jejaknya aja gua nggak ngerti
Tau nih
dunia kayaknya lagi pengen musuhin gua gitu de
buktinya!
ah, nggak pantes gua ceritain di sini. Keadaan lagi emosi berat
Tapi sore ini udah agak mendingan. Tadi siang udah sok curhat2an dikit sam seorang ayah dari adek kelas. Enak kali punya ayah kayak begitu. Friendly!
Ceritanya sekarang ini gua lagi nggak pengen disibukkan tapi pengen menyibukkan
namanya aja lagi gila sama Khidir. Harus kiblatin itu dunia!
Liat aja entar... siapa yang akan maju duluan
Gua emang nggak pernah dendam sama siapa pun karna bukan tipe orang pendendam
Cuman gua lagi akit ati aja nih
Hhh... ayahku Khidir
Dimana kau sekarang...
Senin, 24 Maret 2008
Jadwal gua
Entah sedang musim apa, Bima sama Eross tiba-tiba aja udah ada di kiri kanan gua dan mandangin dengan tatapan yang nikung. Eross tajam dan Bima memelas.
"May, latihan nggak ne?" Eross pasang tampang yang biar gua takut.
"Mbak May... ayo latihaannn..." Bima sebaliknya. Dia merengek bagai bayi yang haus susu ibunya.
"Waduh, tapi aku lagi kere, je," kataku
"Aku juga, tapi nanti Jum'at aku ganti kok. Sekarang pake duitnya mbak May dulu..."
"Aduh Bim... aku beneran nggak punya. Serumah beberapa hari ini lagi puasa semua..."
Kita betiga akhirnya bingung. Apalagi sang frontman alias Pleci yang entah kenapa, semakin hari semakin kontroversial itu lagi nggak ngeh.
"Ci, piye?" kataku minta pertolongan.
Dengan mata merahnya, dia mengeluh pelan. "Aku juga lagi bokek. Aku nggak latihan hari ini..."
"Ada masalah lo?" selidikku.
Pleci menggeleng sok dramatis, atau entah dramatis beneran.
"Eh, lo kalo ada masalah pribadi bilang donk, jangan angkutpautin sama jadwal band kita..."
See... liat aja tuh. Dua mata Pleci udah siap mau ngelabrak gua dengan mata jagonya, andai aja gua gak cepet2 kasih nada candaan.
"Ampun Ci... canda doank."
Pleci pun senyum.
Dan gua bingung sekarang. Eross sama Bima makin ngebuntut gua aja, udah bagai anak ayam dengan induknya.
"Ya udah, kita pinjem Ichink dulu. Oke?"
Ichink yang nongol dari pintu, meringis aja. Dia juga heran kenapa hari ini Si Bima sama Eross jadi kayak ibu2 nyidam mangga muda.
"Kenapa to, kok pada semangat banget...."
"Shhht..." desisiku pelan, supaya ngejaga perasaan dua anak yang masih labil itu.
"Pake duit lo dulu, Cing. Jum'at kalo bokap gua ngirim, gua ganti."
"Sip."
Tapi ke studionya?
Pertanyaan ini yang cukup pelik. Gara2 Si Pleci lagi nggak pengen dan motornya juga dibawa sang emak ke pasar, kita berempat sekarang cuman ada satu motor, sedang gua sendiri make rok. Oema...
"Jalan aja gua jabanin," kata Bima bikin gua jadi sok pengen nangis.
"Aduh... gimana yah..."
Akhirnya, datanglah angel dengan senyum yang bikin dua matanya merem. Cewek agak ndut itu namanya Ulpah. Nggak jauh endutnyalah sama gua.
"Heh, sini lo bantuin gua," kata gua kepada orang yang seakan2 udah kayak asisten gua itu.
"Apa sayaaang..."
"Nih, liat nih. Anak2 gua nih. Pada nelangsa semua. Mau latihan nggak ada kendaraan..."
"Uhhh.... cup cup sayang. Ganteng2 kok pada loyo gitu yahhh..." katanya sambil tawa2 girang. Bikin Eross dan Bima yang nggak pernah ngedapaetin orang seaneh itu jadi harus ketawa lucu.
"Tadi usahanya udah sampe mana?"
"Udah sampe pak Din" kataku cekat. "Aku sampe udah beraniin minjem mobilnya pak Din yang lagi ditutup gitu..." kata gua nunjuk mobilnya sang headmaster.
"Truss..."
"Ya boleh. Asal kalo nggak Hilmiy, Zulfi yang di belakang setir."
"Trus..."
"Ya kalo bisa, mbak Ulfah as asisten yang baik mesti usaha ngomongin hal pelik ini ke Zulfi."
"Siap!"
Ulfah, meluncur ke rumah mbah Lam. Bolak balik bawa jawaban dari berapa orang yang mau cabut sampe masalah bensin. Kita jawab seadanya. dan endingnya Zulfi cuman mo bilang.
"Kapan2 aja y?"
Lemes deh ini lutut. Anak2 gua lagi pada bergairah gitu.
"Eh, lo ada duit 3000?" kata Ulfah tiba2.
"Kenapa?"
"Aku ada 2000, kita beliin Si Ichink bensin dan nanti berangkatnya lansir..."
Jadilah, gara2 Si Angel Ulfah latihan terlaksana lumayan nggak baik. Kenapa gua bilang nggak baik, karna ngedadak belom kelar satu lagu, kaki Bima udah kram duluan.
"Ya Ampun, Bim......."
Selang beberapa waktu, Eross yang pada waktu dateng udah sok ngerok banget, tapi akhir lagu2 akhir, gua liat dia udah terkulai. Dipeluknya bass itu. Sambil mengiringi lagu yang gua nyanyiin, Eross tertidur dengan hebatnya.
Gua bilang hebat, karna dia bisa maen sambil ngorok... hakhakhak...
dan Ichink... ohh anak itu kayaknya lempeng aja. Mau maen ayok, mau bubar okeh?
fffhhhh....
Jumat, 21 Maret 2008
Jalaluddin Rumi
Cinta tak akan kau temukan dibuku-buku dan lembar-lembar halamanmu
Kapan aku bisa ketemuan saya musisi kebanggaanku ini yah...?
Lagi males nulis banyak
Karna kerinduan mengikat segala sendi tubuh
Kapan aku bisa ketemuan saya musisi kebanggaanku ini yah...?
Lagi males nulis banyak
Karna kerinduan mengikat segala sendi tubuh
Kamis, 20 Maret 2008
Gua mesti bersin dulu nih, klo mo ngomong byk hal ttg kisah gua.
Yang di sini judulnya masalah cinta.
Gua yakin, cerita cinta gua paling rumit di antara para remaja sekian dekade sejak Indonesia merdeka. Kata anak-anak, gua agak nggak normal gara2 nggak pernah tertarik sama cowok yang byk ditaksir temen-temen cewek.
Justru sebaliknya gua heran. Kenapa mereka bisa pada kompak bener naksir cowok yang sama. Nggak ada yang laen apa?
Keduanya, gua juga nggak yakin, mereka pacaran itu bener2 karna cintaAbisnya masih pada kecil -apalagi waktu itu masih SMP- udah ada pacaran. Itu juga pada gampang bener jadiannya. Nggak mungkin. Pasti kalbu-kalbu pada menebar kebohongan dari nurani mereka sendiri.
Sejujurnya, mereka juga sama kayak gua. Belom dapet yang sreg, tapi maksa pacaran karna alesan malu kalo dibilang nggak laku!Waduh, ini sih aneh. Hal aneh dari kata2 aneh yang sering mereka lontarkan ke gue. Jd, sebenernya yg aneh sapa neeh?
"May, dapet salam tuh dari si ini..."
"May, cowok yang namanya Joko tuh oke kali. Meski giginya rada kropos..."
"May, bukannya lo suka co yang gila musik. Si Angga boleh juga tuh. Kulit item kan nggak jadi soal..."
"Hem..."Gua cuman jawab aja gitu.
Asli, sebenernya temen2 gua ini napa sih?Dan tempo hari, bahkan ampir tiap hari, temen sekamar yg jumlahnya 10-an lebih -krn waktu itu gua ada di pesantren, pada rajin bener ngebahas cowok dari pondok putra yang namanya dari hawaz a-z. dan mereka gemes, krn gua paling nggak tertarik.
"Yang ini sumpe de, May. Si Selly. Namanya sih cewek tapi bodynya oiii..."
"Cama vokalisnya Coldplay masih mendingan mana...?"
Matilah mereka. Tapi gua nggak pernah, cuman gara2 pertanyaan gua yang sepele itu, anak2 pada kasih nilai kalo gua sombong. Sukanya sama yang populis aja. Terlebih ketika suatu tempo gua knalan sama seorang vokalis band dan nggak kenal temen cowok sekolah.
"Oke May, pacar2 kami ini emang nggak level kok bersaing sama vokalis lo!"
Gua sock.
"Eh, jgn pada kesinggung gitu donk! Gua nggak ada apa-apa sama dia. Gua suka dia ya krn pengen belajar musik aja....""Tapi kan lo...""Tapi kan takdir emang nulis buat gua jangan jatuh cinta dulu. Kenapa kalian yang mesti sensi? Gua aja santai.""Ya tapi o kasih respon dikit kek, nimbrung basa-basi kek kalo kita lagi ngebahas Si Selly...."
Ampun deh. Sedosa itu gua cuman gara2 nggak pernah tertarik sama lawan jenis. Sori, mungkin bukannya never, tapi not yet.
Gua yakin, suatu hari gua juga bakalan nemu seseorang yang tepat. Tp kan nggak perlu maksa buat cepet2?
dan nyatanya, gua kagak usah maksa cepet2 jg, ngedadak gak tau ada malaikat siapa, gua ketarik sama seseorang.
Kucing!
Orang itu mungkin nggak cakep, tapi bagi gua tubuhnya ada sinarnya.
Sial bener, kenapa gua jadi suka gitu sama cowok batman gitu?
Maksudnya yang suka kayak kelelawar gitu, yg kalo siang tidur tp mlm bangun
Yah, gua nggak ngerti kagum atau cinta sama itu orang
Yang jelas, kayaknya dia orang pertama kali yang bikin gue belakangan ini jadi kayak orang stress.
Gara2 kangen aja, gua bisa sampe nangis seharian.
dan ini gua anggap nggak adil
Karna belom tentu tu orang mikirin gua juga
Anjrit!
Tuhan mesti kasih pelajaran juga ke dia
"Ya Allah, Yang Maha Adil... buat dia juga selalu memikirkanku...."
Hahaha... biar mampus!
Lagian, gua agak2 curiga nih. Jangan2 sikap jaimnya itu orang, bawa ijazah sendiri biar gua mikir dan nungguin dia terus setiap mau bobo.
Tu kan? pengennya jadi su'uzhan mulu!
Males ah
Bodo, dia mikirin gua apa enggak
Gua anggap aja dia lagi di gua hira'
Jodoh ya ketemu, kalo nggak ya enggak
Yang di sini judulnya masalah cinta.
Gua yakin, cerita cinta gua paling rumit di antara para remaja sekian dekade sejak Indonesia merdeka. Kata anak-anak, gua agak nggak normal gara2 nggak pernah tertarik sama cowok yang byk ditaksir temen-temen cewek.
Justru sebaliknya gua heran. Kenapa mereka bisa pada kompak bener naksir cowok yang sama. Nggak ada yang laen apa?
Keduanya, gua juga nggak yakin, mereka pacaran itu bener2 karna cintaAbisnya masih pada kecil -apalagi waktu itu masih SMP- udah ada pacaran. Itu juga pada gampang bener jadiannya. Nggak mungkin. Pasti kalbu-kalbu pada menebar kebohongan dari nurani mereka sendiri.
Sejujurnya, mereka juga sama kayak gua. Belom dapet yang sreg, tapi maksa pacaran karna alesan malu kalo dibilang nggak laku!Waduh, ini sih aneh. Hal aneh dari kata2 aneh yang sering mereka lontarkan ke gue. Jd, sebenernya yg aneh sapa neeh?
"May, dapet salam tuh dari si ini..."
"May, cowok yang namanya Joko tuh oke kali. Meski giginya rada kropos..."
"May, bukannya lo suka co yang gila musik. Si Angga boleh juga tuh. Kulit item kan nggak jadi soal..."
"Hem..."Gua cuman jawab aja gitu.
Asli, sebenernya temen2 gua ini napa sih?Dan tempo hari, bahkan ampir tiap hari, temen sekamar yg jumlahnya 10-an lebih -krn waktu itu gua ada di pesantren, pada rajin bener ngebahas cowok dari pondok putra yang namanya dari hawaz a-z. dan mereka gemes, krn gua paling nggak tertarik.
"Yang ini sumpe de, May. Si Selly. Namanya sih cewek tapi bodynya oiii..."
"Cama vokalisnya Coldplay masih mendingan mana...?"
Matilah mereka. Tapi gua nggak pernah, cuman gara2 pertanyaan gua yang sepele itu, anak2 pada kasih nilai kalo gua sombong. Sukanya sama yang populis aja. Terlebih ketika suatu tempo gua knalan sama seorang vokalis band dan nggak kenal temen cowok sekolah.
"Oke May, pacar2 kami ini emang nggak level kok bersaing sama vokalis lo!"
Gua sock.
"Eh, jgn pada kesinggung gitu donk! Gua nggak ada apa-apa sama dia. Gua suka dia ya krn pengen belajar musik aja....""Tapi kan lo...""Tapi kan takdir emang nulis buat gua jangan jatuh cinta dulu. Kenapa kalian yang mesti sensi? Gua aja santai.""Ya tapi o kasih respon dikit kek, nimbrung basa-basi kek kalo kita lagi ngebahas Si Selly...."
Ampun deh. Sedosa itu gua cuman gara2 nggak pernah tertarik sama lawan jenis. Sori, mungkin bukannya never, tapi not yet.
Gua yakin, suatu hari gua juga bakalan nemu seseorang yang tepat. Tp kan nggak perlu maksa buat cepet2?
dan nyatanya, gua kagak usah maksa cepet2 jg, ngedadak gak tau ada malaikat siapa, gua ketarik sama seseorang.
Kucing!
Orang itu mungkin nggak cakep, tapi bagi gua tubuhnya ada sinarnya.
Sial bener, kenapa gua jadi suka gitu sama cowok batman gitu?
Maksudnya yang suka kayak kelelawar gitu, yg kalo siang tidur tp mlm bangun
Yah, gua nggak ngerti kagum atau cinta sama itu orang
Yang jelas, kayaknya dia orang pertama kali yang bikin gue belakangan ini jadi kayak orang stress.
Gara2 kangen aja, gua bisa sampe nangis seharian.
dan ini gua anggap nggak adil
Karna belom tentu tu orang mikirin gua juga
Anjrit!
Tuhan mesti kasih pelajaran juga ke dia
"Ya Allah, Yang Maha Adil... buat dia juga selalu memikirkanku...."
Hahaha... biar mampus!
Lagian, gua agak2 curiga nih. Jangan2 sikap jaimnya itu orang, bawa ijazah sendiri biar gua mikir dan nungguin dia terus setiap mau bobo.
Tu kan? pengennya jadi su'uzhan mulu!
Males ah
Bodo, dia mikirin gua apa enggak
Gua anggap aja dia lagi di gua hira'
Jodoh ya ketemu, kalo nggak ya enggak
Rabu, 19 Maret 2008
Profil 1
Sherina
Dulunya, sama sekali aku nggak nengok apalagi demen sama gadis 17-an tahun ini.
Suara yang kata hampir semua orang indah itu menurutku nerd aja. Banyak di gereja kalo cuman mau suara falset aja
Tapi buset alias gua jadi kagum alias jealouse berat waktu dia nunjukin giginya di album yang baru-baru ini rilis. Ampir semua lagu dia tulis dan aransemen sendiri
Belom gitu aja
Sherina kayaknya juga udah mau rivalan -maksudnya mampu bersaing- di mata para penikmat musik Indonesia sama musisi sekaliber Melly Goeslaw
Gimana nggak kacrut tuh?
Gua masih kalah jauh
Padahal mudaan juga dia...
Hmhhh... diem2 ngamen juga butuh kerja ekstra keras!
All About BlueBand
0200308
BlueBand awalnya berdiri hanya dua orang, Aku dan Eross.
Kenapa gitu karna aku udah terlalu susah buat yakin tentang kerja kolektif apalagi yang bernaung di bawah nama Band.
Karna menurut banyak musisi, bikin band itu kagak gampang, terlebih ketika harus mempertahankan kekompakannya.
Tapi ternyata prasangkaku nggak selalu benar.
Di RC, lagi ngumpul anak-anak sebangsa Bima dan Benjo. Di samping mereka, ada gue _eh, gua aja yah- biar enak! sama eross. Gua lihat kayaknya ni anak tiga langsung balance -baca dengan musikalitas mereka yang masih sederhana namun jiwanya menggelegak.
Finally, gua putusin si Bima sama Benjo gabung as Drummer dan pembetot bass. Pas kita ngobrol2, ternyata udah lama keduanya ngincer pengen ngebentuk band di bawah asuhan gua.
Ai ai, dua anak ini romantis juga....
sementara sepi vokalis, gua yang suaranya sama sekali nggak bagus ini maksa ngebackup dulu. Itung2 belajar.
Dan bersyukur karna belom lama gua sbg vokal cadangan, datang anak putus sekolah dan lumayan dipandang kontroversial di Kalibening, yang belom kenal aja kita udah langsung nyambung
Namanya Dayat Rahamadhani Ahmad. Alias PLECI. Jebolan pesantren dan ahli qiro'. Jadi udah lumayan di bagian vibra seorang vokalis.
Biar kesannya agak serius, gua langsung nulia surat kontrak buat 4 anak itu, dan gilanya mereka juga serius amat ngebubuhin tanda tangan di atas surat aneh yang gua kasih.
Latihan mulai jelas. Tapi agak ada masalah ketika gua sama Eross agak ada- ada sesuatu.... hahahaha... hush... apa dulu neeh?
Maksudnya... tau jg tuh ditengah-tengah- si eross yang dulunya friendly banget sama guah- jadi sok gede dan jaga jarak gituh?
Begonya, guanya jg jd sok sungkan2 segala.Kacrut! Masa ABG gua yg harusnya ude mau abis, malah muncul lg
Tapi gpp, awet muda!
Dengan ke4 personil gitu, menurut gua sebenernya jg masih ganjil banget. Gak ada yang mau susah payah melajarin melodi gitar.Padahal menurut gua, di situ itu sebuah lagu bisa bernyawa.
Sambil jalan dan tulus, akhirnya gua dapetin Si Ichink, yang diem2 ternyata oke juga tu anak
Finally, Senin-Kamis sebagai jadwal tetap latihan BlueBand pun lumayan berjalan dengan baik. Malah sekarang guanya -yang di sini ceritanya bertindak as leader- jadi keseringan males nganter mereka
wELL, bagaimana jg gua mesti paksain
Ini cita2 gua dari kecil
Gak bisa dilepas dengan begitu ajah!
BlueBand awalnya berdiri hanya dua orang, Aku dan Eross.
Kenapa gitu karna aku udah terlalu susah buat yakin tentang kerja kolektif apalagi yang bernaung di bawah nama Band.
Karna menurut banyak musisi, bikin band itu kagak gampang, terlebih ketika harus mempertahankan kekompakannya.
Tapi ternyata prasangkaku nggak selalu benar.
Di RC, lagi ngumpul anak-anak sebangsa Bima dan Benjo. Di samping mereka, ada gue _eh, gua aja yah- biar enak! sama eross. Gua lihat kayaknya ni anak tiga langsung balance -baca dengan musikalitas mereka yang masih sederhana namun jiwanya menggelegak.
Finally, gua putusin si Bima sama Benjo gabung as Drummer dan pembetot bass. Pas kita ngobrol2, ternyata udah lama keduanya ngincer pengen ngebentuk band di bawah asuhan gua.
Ai ai, dua anak ini romantis juga....
sementara sepi vokalis, gua yang suaranya sama sekali nggak bagus ini maksa ngebackup dulu. Itung2 belajar.
Dan bersyukur karna belom lama gua sbg vokal cadangan, datang anak putus sekolah dan lumayan dipandang kontroversial di Kalibening, yang belom kenal aja kita udah langsung nyambung
Namanya Dayat Rahamadhani Ahmad. Alias PLECI. Jebolan pesantren dan ahli qiro'. Jadi udah lumayan di bagian vibra seorang vokalis.
Biar kesannya agak serius, gua langsung nulia surat kontrak buat 4 anak itu, dan gilanya mereka juga serius amat ngebubuhin tanda tangan di atas surat aneh yang gua kasih.
Latihan mulai jelas. Tapi agak ada masalah ketika gua sama Eross agak ada- ada sesuatu.... hahahaha... hush... apa dulu neeh?
Maksudnya... tau jg tuh ditengah-tengah- si eross yang dulunya friendly banget sama guah- jadi sok gede dan jaga jarak gituh?
Begonya, guanya jg jd sok sungkan2 segala.Kacrut! Masa ABG gua yg harusnya ude mau abis, malah muncul lg
Tapi gpp, awet muda!
Dengan ke4 personil gitu, menurut gua sebenernya jg masih ganjil banget. Gak ada yang mau susah payah melajarin melodi gitar.Padahal menurut gua, di situ itu sebuah lagu bisa bernyawa.
Sambil jalan dan tulus, akhirnya gua dapetin Si Ichink, yang diem2 ternyata oke juga tu anak
Finally, Senin-Kamis sebagai jadwal tetap latihan BlueBand pun lumayan berjalan dengan baik. Malah sekarang guanya -yang di sini ceritanya bertindak as leader- jadi keseringan males nganter mereka
wELL, bagaimana jg gua mesti paksain
Ini cita2 gua dari kecil
Gak bisa dilepas dengan begitu ajah!
Selasa, 18 Maret 2008
Kota Mati
Makna seperti menghilang di kota ini
Hitam dan Putih masalalu, telah membisu
semua berakhir di sini
Tempatku mula bermimpi
Masih menari di sini
Langkahmu yang telah pergi
Udara kini berubah di kota mati
Seperti kisah masalalu kini membisu
Coba dengar ku berbisik
Semua yang telah mengalir
Hatiku mati di sini
Terdiam dan tak men...aa...aaaa
Coba dengar ku berbisik
Semua yang tak men..aaa.aa
Masih bertahan sisa mimpi-mimpiku
Di kota ini
Kini bertahan sisa mimpi-mimpiku
Di kota ini....
Kisah Cintaku
Maia, katakanlah musik ini adalah pelajaran bagimu
Bagi tidurmu
Bagi esokmu
Bagi malam-malammu
Meski kita harus terjaga dari jarak
Terbentang oleh jembatan
Berlembar surat itu, aku anggap saja sebagai tulisan kakak oleh adiknya
Anakmu dan istrimu merupakan hidupku juga
Katakanlah kita saling sayang karna manusia
Bukan karna ajaran iblis
Tegaskanlah bahwa rumah tangga bukan penghalang bagi kelanggengan kita
yang saling mencinta
Minggu, 16 Maret 2008
Cerpenku
tHE FroNtMaN
“AAAAAAAAAAAA………!!!!!!!!”
“UWAAAAAAAAAAAA!!!!!”
“SUIT SUIIIIIIIITTTTTT…!!!!!!!!!!”
“JINGGAAAAAAAAAAA!!!!!!!”
“OPUUUUUUUUUUUNKKK!!!!!”
Pekikan suara cewek dimana-mana. Meraung, memekik, bagai sedang ada sesuatu yang jatuh tak terduga dari langit. Jeritan-jeritan yang membuat beberapa saat suara Opunk, sang vokalis hanya timbul tenggelam, redup reda. Kalah sama lengkingan para groupis sejati. Tapi untunglah karna Opunk –meski masih keliatan agak gugup- bisa mengontrol keriuhan itu dengan mengajak mereka bernyanyi sambil melambaikan tangan di atas. Alah, sudah biasa, tapi hal ini dipercaya Opunk sebagai solusi yang cukup baik untuk saat ini.
Karna basicnya dia sendiri juga masih kaget abis tentang ketenarannya sebagai vokalis baru di grup band Jingga ngegantiin posisi Bonex. Padahal sebelumnya, pemilik nama lengkap Abdurrahman Ghofur ini cuman eksis di dua kelompok band indie. Baru dua karna dia juga belom lama bergelut di dunia musik. Baru dari usia 17 sampe sekarang dia juga baru mo nginjek 23 taon. Nantangin rame-ramenya anak muda jaman sekarang yang kayaknya pada berebut buat ngedudukin tangga teratas dalam nunjukin kreatifitas mereka. Sementara Opunk ngerasa jengah karna band indie yang dinaunginya nggak bisa dijanjikan. Temen maennya pada nggak mau produktif.
Habis itu keringet, habis juga waktu yang dijanjikan. Tepat dua jam, tujuh lagu dihancurin di atas panggung lebar. Dengan dekorasi grafitti yang sengaja dibikin kacau –buat nunjukin begitulah jiwa anak muda-, panggung malah jadi lebih terkesan seger. Rasa deg-degan nggak karuan sebagai frontman yang ngedadak dielu-elukan sama mereka –terutama yang cewek- udah nggak berasa lagi. Sekarang Opunk dan ketiga personel lainnya lagi digiring, digelandang bagai pelaku kericuhan yang sedang diurus petugas keamanan.
Kanan kiri pagar, tangan-tangan tidak mau diam. Berusaha menggapai idola mereka. Idola yang sekarang lebih tampak seperti budak yang kerah baju belakang mereka didorong-dorong tangan petugas keamanan dengan kasar. Belom lagi security berbadan besar di sekeliling mereka. Sekilas mereka terlihat sangat terhormat, tapi di lain hal, mereka sudah tidak bisa dibedakan sama sekali dengan budak melihat begitu dengan kasarnya, para keamanan itu menggiring mereka sampai balik ke mobil.
Suasana Gazibu di malam hari emang nggak bisa sepi. Apalagi band Jingga baru aja launching album tiga hari yang lalu. Jadi konser malam ini adalah satu dari rangkaian tour yang akan mereka lakukan di 20 kota, Jawa dan Bali. Nuansa rockmantis yang diusung Jingga sejak lima tahun lalu memang sepertinya sudah terlalu dipercaya para penikmat musik tanah air. Mereka berhasil mengantar lirik-lirik cinta dengan baik, khususnya di kalangan anak muda.
***
Sekarang Opunk sedang lelah. Tak bisa tidur di antara dua temannya yang sudah mimpi indah dan satu lagi malah lagi keliatan asik sendiri maenin PS2. Hotel Emerald dipercaya management mereka sebagai tempat penginapan yang baik. Padahal mereka sendiri band yang lahir di kota Kembang. Tapi biar nggak keinget rumah terus dan perjalanan besok bisa lebih lancar, mereka pun musti nurutin paksaan manager buat nginep di laen tempat. Sayangnya dengan cara ini, semakin tengah malam, Opunk bisa semakin nggak mau tidur. Nggak ada lagi yang lebih enak dikerjakan menurutnya selain iseng buka website pake laptop. Sekali-kali, pengen ngerti apaan isi itu website.
Dia udah buka forum diskusi. Langsung diliatin sama banyak banget kotak surat dari para Jinggaber, sebutan buat yang demen sama band ini. Opunk sempet pening, karna sebagian isinya cuman pengen muji-muji dirinya. Mereka bilang;
‘Opunk, lo keren.’
‘Opunk, suara lo sekseh abeez.’
‘Gue suka gaya lo. Bertahan terus, nggak usah dengerin orang yang nggak suka sama lo.’
‘Opunk, Tuhan kapan lagi yah, mo nyiptain manusia kek lo lagi? Gue pengen nih, hehehe… Lo masih sendiri kan? Nina tunggu yah……’
Kalo mo jujur, sejujurnya Opunk malah makin pusing. Yang dulunya dia selalu ngejer-ngejer cewek –temen sekolahnya- dan selalu berakhir dengan penolakan, tapi yang terjadi sekarang adalah sebaliknya. Ketenaran memang terbukti berpengaruh pada faktor itu. Karna kalo cuman mau ngeliat Opunk dari sisi facenya, benernya ini anak nerd aja. Nggak ganteng-ganteng amat meskipun juga nggak jelek. Badannya nggak asik, malah cenderung keliatan ceking. Kelebihannya mungkin cuman di warna kulitnya yang putih cerah dan rambut spikenya yang macho. Ngomongin suaranya, juga sebenernya masih kalah jauh, berani maen bantingan bawah dari Kakanya Slank. Omongan groupisnya tadi, seperti cuman ngelebih-lebihin. Semua itu semata karna kecanggihan Badiel -sebagai motor Jingga- yang emang paling cerdas kalo udah urusan ngatur dan bikin lagu. Lagu-lagu easy listening yang catchy itulah yang kemudian bisa ngebawa nama Opunk melambung. Digemari banyak orang. Pertama mereka yang dari kaum perempuan. 1 % wanita Indonesia saat ini telah memilih Opunk sebagai suami idaman mereka. Yang udah nikah, dijamin juga pada pengen.
Karna mata sakit dan merah, lama-lama Opunk lemes dan tiduran dengan laptop yang masih ada di atas perut. Badiel yang masih getol sama itu game, cuman geleng kepala ngeliatin tiga temennya yang pada nyiptain gaya tidur yang aneh banget. Kecapekan. Itulah resiko yang mesti selalu dihadepin sama para musisi.
***
Sekarang Jingga sedang menggarap sebuah video klip yang rencananya ini video klip akan mereka percaya sebagai VC dan lagu andalan. Menjadi hits untuk album kelima Jingga dengan vokalis baru. Ceritanya ini VC tentang cowok yang sakit karna ceweknya suka sama yang laen. Kata lainnya, lebih doyan sama sahabat deketnya si cowok. Tema yang udah biasa, bahkan basi. Tapi sejauh ini emang terbukti bisa ngabulin permintaan pasar. Jadi adil. Antara label, penyanyi dan pasar dapet untung semua. Karna emang pada dasarnya para komunitas band seperti Jingga cuman nggak mau bikin fans mereka kecewa. Gampangnya kecewa karna nggak setuju jika satu saat band ini jadi sok idealis dengan bikin lirik politik. Karna itu bukan mereka, jadi kesannya malah nggak jadi diri mereka sendiri.
Tapi kali ini keknya Opunk mesti nahan tangis bentar deh. Masalahnya secara asli dia udah paling nggak seneng duluan kalo mulai diboikot jadi aktor yang sok mengiba gitu. Alasan paling mendasar sebenernya ada lagi. Karna Alissa -itu cewek- yang sengaja terseleksi jadi modelnya manis abis. Itu yang bikin Opunk sementara ini agak nggak kuat. Ah, tapi nggak segitulah. Opunk masih tipe orang yang bisa tahan diri. Dia termasuk cowok yang jarang banget berorgasme. SSSSTTTTT……… ngelantur nih.
Sejelasnya Opunk sekarang lagi berusaha sebisa dan secair mungkin biar akting mesranya sama itu model bisa berjalan lancar. Dan beruntung karna do’anya sedikit terkabul. Meski setengah harian nahan pipis karna itu cewek cantiknya udah kayak malaikat (baca; malaikat ‘kali), akhirnya usai sudah adegan itu. Habis isya’ ini tinggal adegan live music aja.
Tapi beneran nggak nyangka kalo ternyata ampek pagi, begitu syuting baru selesai, itu cewek masih setia banget nungguin. Mau nggak mau, karna eventnya sekarang lagi pada sarapan, Jingga dan Alissa beserta management mereka masing-masing makan bareng. Entah kebetulan entah apa, Opunk kedapetan tempat duduk deketan sama Alissa.
Rasanya itu nasi jadi susah banget ditelen. Dan baru beneran masuk perut begitu Alissa selesai duluan dan mulai ngajak basa-basi.
“Akting lo lumayan.”
Opunk cuman senyum dikit. Tepatnya sok cool dan sok nggak nervous.
“Sebelumnya udah pernah terlibat di sebuah VC?”
“Belom. Nyanyi aja masih canggung. Masih kayak orang pidato kalo orang bilang sih…”
“Nggak lagi. Bagi gue, aksi panggung lo udah asik. Gaya lo dipertahanin gitu aja. Nggak usah dibuat-buat. Tar malah gak jadi diri lo sendiri.”
Opunk cuman senyum, tepat saat itu makanan habis. Jadi enak, abis ngembaliin piring ke belakang, dia jadi punya alesan buat ngehindarin itu cewek. Tapi aneh dan sialnya, itu cewek ngebuntutin mulu. Anehnya lagi, para personel Jingga yang laen sengaja diem. Seperti ngasih kesempatan sama Opunk biar bisa bebas deketan dan ngobrol sama cewek itu. Tapi sialnya, Opunk malah makin nggak bisa gerak. Si ceweknya malah juga keliatan lagi sengaja diem dan seolah kasih kesempatan biar Opunk aja yang bicara. Dan tetep diem ketika Opunk ternyata emang nggak pernah mo mulai pembicaraan, kecuali hanya pamit untuk gabung sama yang laen dan kemudian cabut.
Jingga beneran udah lelah. Mereka kompak berdiri dengan tenaga separo. Begitu ngelewatin tempat duduk Alissa, nggak diduga langkah Opunk justru udahan. Yang laen langsung mulai pada nggak waras. Senyam-senyum sejuta isyarat.
“Nomor kamu berapa, Alissa?” Opunk tanya gitu dengan nada gugupnya setengah mampus yang lagi berusaha dia tutup-tutupin.
“Oh… ada nih.”
Alissa bicara tentang nomornya pelan-pelan. Sial yang entah udah keberapa kalinya, tangan Opunk nggak tau napa malah gemeter nggak keruan. Alissa heran ngeliat tangan yang lagi sibuk nyatet nomor telpon itu gerak-gerak nggak jelas. Tapi yang paling dahsyat, itu cewek malah ngulum senyum. Dalem hatinya, dia seneng banget, sang frontman berhasil dia bikin bergetar seperti genderang meski hanya dengan diam.
***
Lain hal, lain waktu dan lain kesempatan. Di suatu party, Opunk ketemu lagi sama model itu.
“Opunk,” sapa Alissa lembut waktu Opunk baru aja selesai nelen secangkir es krim dalam gelas pesta. Masih untung karna itu cowok langsung bisa mengontrol dan acara keselek pun batal.
“Hai… sendiri? Kok nggak sama laki?”
Alissa jadi sok tersipu-sipu kucing (What?) “Apaan sih? Gue masih sendiri lagi…”
“Ohhh…”
“Duduk situ yuk.”
Keduanya udah berduaan di sebuah meja. Maksudnya di atas dua kursi yang di depan mereka ada mejanya… gitu lohhh. See… Alissa kok jadi makin mupeng gitu ye? Opunknya juga nambah norak aja. Gemeterannya makin parah. Mafhum, malem ini Alissa cantik abeez. Siapa pun pasti mau.
“Gimana? Jadi mau ngerubah gaya panggung lo?”
Tarik napas bentar, Opunk baru ngejawab. “Aku rasa nggak perlu. Istriku bilang, aku juga udah asik banget dengan gayaku yang diem gitu. Karna itu emang gayaku. Asli.”
Tanpa beban Opunk ngomong. Tapi siapa sangka kalo ngedadak, Alissa jadi nelen butiran-butiran ludahnya setengah mati. Matanya langsung mendung melihat ke tanah.
“Istri?”
“Kenapa kamu?”
Alissa gugup. Mencoba melihat mata Opunk dengan setenang mungkin. “Kamu frontman band yang udah punya istri?”
Opunk ganti menatap Alissa dengan tidak mengerti.
“UWAAAAAAAAAAAA!!!!!”
“SUIT SUIIIIIIIITTTTTT…!!!!!!!!!!”
“JINGGAAAAAAAAAAA!!!!!!!”
“OPUUUUUUUUUUUNKKK!!!!!”
Pekikan suara cewek dimana-mana. Meraung, memekik, bagai sedang ada sesuatu yang jatuh tak terduga dari langit. Jeritan-jeritan yang membuat beberapa saat suara Opunk, sang vokalis hanya timbul tenggelam, redup reda. Kalah sama lengkingan para groupis sejati. Tapi untunglah karna Opunk –meski masih keliatan agak gugup- bisa mengontrol keriuhan itu dengan mengajak mereka bernyanyi sambil melambaikan tangan di atas. Alah, sudah biasa, tapi hal ini dipercaya Opunk sebagai solusi yang cukup baik untuk saat ini.
Karna basicnya dia sendiri juga masih kaget abis tentang ketenarannya sebagai vokalis baru di grup band Jingga ngegantiin posisi Bonex. Padahal sebelumnya, pemilik nama lengkap Abdurrahman Ghofur ini cuman eksis di dua kelompok band indie. Baru dua karna dia juga belom lama bergelut di dunia musik. Baru dari usia 17 sampe sekarang dia juga baru mo nginjek 23 taon. Nantangin rame-ramenya anak muda jaman sekarang yang kayaknya pada berebut buat ngedudukin tangga teratas dalam nunjukin kreatifitas mereka. Sementara Opunk ngerasa jengah karna band indie yang dinaunginya nggak bisa dijanjikan. Temen maennya pada nggak mau produktif.
Habis itu keringet, habis juga waktu yang dijanjikan. Tepat dua jam, tujuh lagu dihancurin di atas panggung lebar. Dengan dekorasi grafitti yang sengaja dibikin kacau –buat nunjukin begitulah jiwa anak muda-, panggung malah jadi lebih terkesan seger. Rasa deg-degan nggak karuan sebagai frontman yang ngedadak dielu-elukan sama mereka –terutama yang cewek- udah nggak berasa lagi. Sekarang Opunk dan ketiga personel lainnya lagi digiring, digelandang bagai pelaku kericuhan yang sedang diurus petugas keamanan.
Kanan kiri pagar, tangan-tangan tidak mau diam. Berusaha menggapai idola mereka. Idola yang sekarang lebih tampak seperti budak yang kerah baju belakang mereka didorong-dorong tangan petugas keamanan dengan kasar. Belom lagi security berbadan besar di sekeliling mereka. Sekilas mereka terlihat sangat terhormat, tapi di lain hal, mereka sudah tidak bisa dibedakan sama sekali dengan budak melihat begitu dengan kasarnya, para keamanan itu menggiring mereka sampai balik ke mobil.
Suasana Gazibu di malam hari emang nggak bisa sepi. Apalagi band Jingga baru aja launching album tiga hari yang lalu. Jadi konser malam ini adalah satu dari rangkaian tour yang akan mereka lakukan di 20 kota, Jawa dan Bali. Nuansa rockmantis yang diusung Jingga sejak lima tahun lalu memang sepertinya sudah terlalu dipercaya para penikmat musik tanah air. Mereka berhasil mengantar lirik-lirik cinta dengan baik, khususnya di kalangan anak muda.
***
Sekarang Opunk sedang lelah. Tak bisa tidur di antara dua temannya yang sudah mimpi indah dan satu lagi malah lagi keliatan asik sendiri maenin PS2. Hotel Emerald dipercaya management mereka sebagai tempat penginapan yang baik. Padahal mereka sendiri band yang lahir di kota Kembang. Tapi biar nggak keinget rumah terus dan perjalanan besok bisa lebih lancar, mereka pun musti nurutin paksaan manager buat nginep di laen tempat. Sayangnya dengan cara ini, semakin tengah malam, Opunk bisa semakin nggak mau tidur. Nggak ada lagi yang lebih enak dikerjakan menurutnya selain iseng buka website pake laptop. Sekali-kali, pengen ngerti apaan isi itu website.
Dia udah buka forum diskusi. Langsung diliatin sama banyak banget kotak surat dari para Jinggaber, sebutan buat yang demen sama band ini. Opunk sempet pening, karna sebagian isinya cuman pengen muji-muji dirinya. Mereka bilang;
‘Opunk, lo keren.’
‘Opunk, suara lo sekseh abeez.’
‘Gue suka gaya lo. Bertahan terus, nggak usah dengerin orang yang nggak suka sama lo.’
‘Opunk, Tuhan kapan lagi yah, mo nyiptain manusia kek lo lagi? Gue pengen nih, hehehe… Lo masih sendiri kan? Nina tunggu yah……’
Kalo mo jujur, sejujurnya Opunk malah makin pusing. Yang dulunya dia selalu ngejer-ngejer cewek –temen sekolahnya- dan selalu berakhir dengan penolakan, tapi yang terjadi sekarang adalah sebaliknya. Ketenaran memang terbukti berpengaruh pada faktor itu. Karna kalo cuman mau ngeliat Opunk dari sisi facenya, benernya ini anak nerd aja. Nggak ganteng-ganteng amat meskipun juga nggak jelek. Badannya nggak asik, malah cenderung keliatan ceking. Kelebihannya mungkin cuman di warna kulitnya yang putih cerah dan rambut spikenya yang macho. Ngomongin suaranya, juga sebenernya masih kalah jauh, berani maen bantingan bawah dari Kakanya Slank. Omongan groupisnya tadi, seperti cuman ngelebih-lebihin. Semua itu semata karna kecanggihan Badiel -sebagai motor Jingga- yang emang paling cerdas kalo udah urusan ngatur dan bikin lagu. Lagu-lagu easy listening yang catchy itulah yang kemudian bisa ngebawa nama Opunk melambung. Digemari banyak orang. Pertama mereka yang dari kaum perempuan. 1 % wanita Indonesia saat ini telah memilih Opunk sebagai suami idaman mereka. Yang udah nikah, dijamin juga pada pengen.
Karna mata sakit dan merah, lama-lama Opunk lemes dan tiduran dengan laptop yang masih ada di atas perut. Badiel yang masih getol sama itu game, cuman geleng kepala ngeliatin tiga temennya yang pada nyiptain gaya tidur yang aneh banget. Kecapekan. Itulah resiko yang mesti selalu dihadepin sama para musisi.
***
Sekarang Jingga sedang menggarap sebuah video klip yang rencananya ini video klip akan mereka percaya sebagai VC dan lagu andalan. Menjadi hits untuk album kelima Jingga dengan vokalis baru. Ceritanya ini VC tentang cowok yang sakit karna ceweknya suka sama yang laen. Kata lainnya, lebih doyan sama sahabat deketnya si cowok. Tema yang udah biasa, bahkan basi. Tapi sejauh ini emang terbukti bisa ngabulin permintaan pasar. Jadi adil. Antara label, penyanyi dan pasar dapet untung semua. Karna emang pada dasarnya para komunitas band seperti Jingga cuman nggak mau bikin fans mereka kecewa. Gampangnya kecewa karna nggak setuju jika satu saat band ini jadi sok idealis dengan bikin lirik politik. Karna itu bukan mereka, jadi kesannya malah nggak jadi diri mereka sendiri.
Tapi kali ini keknya Opunk mesti nahan tangis bentar deh. Masalahnya secara asli dia udah paling nggak seneng duluan kalo mulai diboikot jadi aktor yang sok mengiba gitu. Alasan paling mendasar sebenernya ada lagi. Karna Alissa -itu cewek- yang sengaja terseleksi jadi modelnya manis abis. Itu yang bikin Opunk sementara ini agak nggak kuat. Ah, tapi nggak segitulah. Opunk masih tipe orang yang bisa tahan diri. Dia termasuk cowok yang jarang banget berorgasme. SSSSTTTTT……… ngelantur nih.
Sejelasnya Opunk sekarang lagi berusaha sebisa dan secair mungkin biar akting mesranya sama itu model bisa berjalan lancar. Dan beruntung karna do’anya sedikit terkabul. Meski setengah harian nahan pipis karna itu cewek cantiknya udah kayak malaikat (baca; malaikat ‘kali), akhirnya usai sudah adegan itu. Habis isya’ ini tinggal adegan live music aja.
Tapi beneran nggak nyangka kalo ternyata ampek pagi, begitu syuting baru selesai, itu cewek masih setia banget nungguin. Mau nggak mau, karna eventnya sekarang lagi pada sarapan, Jingga dan Alissa beserta management mereka masing-masing makan bareng. Entah kebetulan entah apa, Opunk kedapetan tempat duduk deketan sama Alissa.
Rasanya itu nasi jadi susah banget ditelen. Dan baru beneran masuk perut begitu Alissa selesai duluan dan mulai ngajak basa-basi.
“Akting lo lumayan.”
Opunk cuman senyum dikit. Tepatnya sok cool dan sok nggak nervous.
“Sebelumnya udah pernah terlibat di sebuah VC?”
“Belom. Nyanyi aja masih canggung. Masih kayak orang pidato kalo orang bilang sih…”
“Nggak lagi. Bagi gue, aksi panggung lo udah asik. Gaya lo dipertahanin gitu aja. Nggak usah dibuat-buat. Tar malah gak jadi diri lo sendiri.”
Opunk cuman senyum, tepat saat itu makanan habis. Jadi enak, abis ngembaliin piring ke belakang, dia jadi punya alesan buat ngehindarin itu cewek. Tapi aneh dan sialnya, itu cewek ngebuntutin mulu. Anehnya lagi, para personel Jingga yang laen sengaja diem. Seperti ngasih kesempatan sama Opunk biar bisa bebas deketan dan ngobrol sama cewek itu. Tapi sialnya, Opunk malah makin nggak bisa gerak. Si ceweknya malah juga keliatan lagi sengaja diem dan seolah kasih kesempatan biar Opunk aja yang bicara. Dan tetep diem ketika Opunk ternyata emang nggak pernah mo mulai pembicaraan, kecuali hanya pamit untuk gabung sama yang laen dan kemudian cabut.
Jingga beneran udah lelah. Mereka kompak berdiri dengan tenaga separo. Begitu ngelewatin tempat duduk Alissa, nggak diduga langkah Opunk justru udahan. Yang laen langsung mulai pada nggak waras. Senyam-senyum sejuta isyarat.
“Nomor kamu berapa, Alissa?” Opunk tanya gitu dengan nada gugupnya setengah mampus yang lagi berusaha dia tutup-tutupin.
“Oh… ada nih.”
Alissa bicara tentang nomornya pelan-pelan. Sial yang entah udah keberapa kalinya, tangan Opunk nggak tau napa malah gemeter nggak keruan. Alissa heran ngeliat tangan yang lagi sibuk nyatet nomor telpon itu gerak-gerak nggak jelas. Tapi yang paling dahsyat, itu cewek malah ngulum senyum. Dalem hatinya, dia seneng banget, sang frontman berhasil dia bikin bergetar seperti genderang meski hanya dengan diam.
***
Lain hal, lain waktu dan lain kesempatan. Di suatu party, Opunk ketemu lagi sama model itu.
“Opunk,” sapa Alissa lembut waktu Opunk baru aja selesai nelen secangkir es krim dalam gelas pesta. Masih untung karna itu cowok langsung bisa mengontrol dan acara keselek pun batal.
“Hai… sendiri? Kok nggak sama laki?”
Alissa jadi sok tersipu-sipu kucing (What?) “Apaan sih? Gue masih sendiri lagi…”
“Ohhh…”
“Duduk situ yuk.”
Keduanya udah berduaan di sebuah meja. Maksudnya di atas dua kursi yang di depan mereka ada mejanya… gitu lohhh. See… Alissa kok jadi makin mupeng gitu ye? Opunknya juga nambah norak aja. Gemeterannya makin parah. Mafhum, malem ini Alissa cantik abeez. Siapa pun pasti mau.
“Gimana? Jadi mau ngerubah gaya panggung lo?”
Tarik napas bentar, Opunk baru ngejawab. “Aku rasa nggak perlu. Istriku bilang, aku juga udah asik banget dengan gayaku yang diem gitu. Karna itu emang gayaku. Asli.”
Tanpa beban Opunk ngomong. Tapi siapa sangka kalo ngedadak, Alissa jadi nelen butiran-butiran ludahnya setengah mati. Matanya langsung mendung melihat ke tanah.
“Istri?”
“Kenapa kamu?”
Alissa gugup. Mencoba melihat mata Opunk dengan setenang mungkin. “Kamu frontman band yang udah punya istri?”
Opunk ganti menatap Alissa dengan tidak mengerti.
Sang Kekasih
Selasa Malam, 2.51
20 Feb 2008
Kau tak kan pernah tau kasih
Sepanjang malam
Ketika dimulai dari aku ingin terlelap
Kau selalu memaksa mengetuk pintu hatiku
Dan merasuki
Kemudian mengajakku bercakap-cakap
Dan melarangku tidur
Tenggelam dalam narasi mimpi yang telah kupanjatkan
Kau tak kan pernah tau kasih
Bahwa ku sudah terlanjur menganggapmu orang jahat
Yang membiarkanku tersiksa dalam harapan-harapan
Kau selalu memaksaku untuk mempelajari cinta para penyair dan musisi sebelum masehi
Padahal aku tak akan pernah bisa
Karna cinta, bagiku adalah sebuah pertemuan yang indah
Dan percakapan yang berarti dan nyata
Kau tak kan pernah tau kasih
Aku terlupa dengan segala hal yang pernah membuatku senang
Terbengkalai sudah hanya karna kehadiranmu
Sungguh, binar wajahmu yang angkuh menelaah para burung hudhud untuk segera tunduk
Kau tak kan pernah tau kasih
Malam ini aku juga sedang ada dalam seretan magnet yang entah kau antarkan oleh dukun siapa
Yang jelas belakangan tingkahmu membuatku semakin curiga
Semoga, ini semua berbuah baik
Dan berbekal hikmah
Karna aku tak mau sia-sia
Dalam urusan bercinta
Anjrit! Jadi Sok feminis gini gua!
20 Feb 2008
Kau tak kan pernah tau kasih
Sepanjang malam
Ketika dimulai dari aku ingin terlelap
Kau selalu memaksa mengetuk pintu hatiku
Dan merasuki
Kemudian mengajakku bercakap-cakap
Dan melarangku tidur
Tenggelam dalam narasi mimpi yang telah kupanjatkan
Kau tak kan pernah tau kasih
Bahwa ku sudah terlanjur menganggapmu orang jahat
Yang membiarkanku tersiksa dalam harapan-harapan
Kau selalu memaksaku untuk mempelajari cinta para penyair dan musisi sebelum masehi
Padahal aku tak akan pernah bisa
Karna cinta, bagiku adalah sebuah pertemuan yang indah
Dan percakapan yang berarti dan nyata
Kau tak kan pernah tau kasih
Aku terlupa dengan segala hal yang pernah membuatku senang
Terbengkalai sudah hanya karna kehadiranmu
Sungguh, binar wajahmu yang angkuh menelaah para burung hudhud untuk segera tunduk
Kau tak kan pernah tau kasih
Malam ini aku juga sedang ada dalam seretan magnet yang entah kau antarkan oleh dukun siapa
Yang jelas belakangan tingkahmu membuatku semakin curiga
Semoga, ini semua berbuah baik
Dan berbekal hikmah
Karna aku tak mau sia-sia
Dalam urusan bercinta
Anjrit! Jadi Sok feminis gini gua!
Puisi Resonansi
1.50
22 Feb 2008
Aku dihempas iringan resonansi
Aku menulis dengan segenap jiwaku yang senang
Tanpa beban aku hidup
Meski sering terjadi selingan di tengah-tengah
Tapi setidaknya aku gadis beruntung di dunia
Tak kena dampak bencana apa pun
Semoga untuk esok-esok selanjutnya sampai nanti aku mati dengan tenang
Dan siang ini… saat matahari memburat dengan pantulan cahayanya yang mesra…
Aku menulis untuk siapa saja yang ingin membaca
Yang ingin menghargai karya-karya jujurku
Diiringi resonansi
Yang terkadang jelas, terkadang tidak namun memaksa dada merongga karna gembira
Diam bukan berarti ku menghakimi
Tapi aku memperhatikan kalian……
Mengalun suara anak penuh obsesi
Ipunk
Yang tak pernah punya malu dengan siapa pun
Dia…
Membuatku tertawa
22 Feb 2008
Aku dihempas iringan resonansi
Aku menulis dengan segenap jiwaku yang senang
Tanpa beban aku hidup
Meski sering terjadi selingan di tengah-tengah
Tapi setidaknya aku gadis beruntung di dunia
Tak kena dampak bencana apa pun
Semoga untuk esok-esok selanjutnya sampai nanti aku mati dengan tenang
Dan siang ini… saat matahari memburat dengan pantulan cahayanya yang mesra…
Aku menulis untuk siapa saja yang ingin membaca
Yang ingin menghargai karya-karya jujurku
Diiringi resonansi
Yang terkadang jelas, terkadang tidak namun memaksa dada merongga karna gembira
Diam bukan berarti ku menghakimi
Tapi aku memperhatikan kalian……
Mengalun suara anak penuh obsesi
Ipunk
Yang tak pernah punya malu dengan siapa pun
Dia…
Membuatku tertawa
Sajak Orang Gila
Menangisnya adalah a'raf pada tangga tujuh belas
Tertawanya pertanda syukur begitu agungnya sebuah dzat
Dan pada sebuh malam
ketika petri terbahak
dua kaki runtuhnya meremukkan jalanana
di depan rumahku, dia seorang tua wanita
yang dengan logat medhoknya, menjelaskan pada ibuku bahwa dia orang Jakarta
Jadwalnya dari shubuh hingga rembang
Dari rumah-rumah kumuh hingga kuburan
Tertawa atas segala kemusyrikan yang tidur nyenyak di atas bumi
Yang sebentar lagi pasti akan terkubur
Melongsorkan debu basah dan kering
Segala sandiwara yang dia saksikan
di dalam kafe tua, di kedai kopi, di sebuah kamar apartemen, di tempat pelacuran, di ruang direktur perusahaan, di studio musik, di sebuah ruang rapat, di segala elemen yang menggariskan sketsanya tentang begitu hinanya dunia
Tentang segala tanda-tanda bahwa mereka yang terlalu cinta dunia
Begitu takut dengan mati
Maka Izrail, biar aku mengambang
Di antara taman eden dan tebing neraka
Sampaikan salamku pada kekasih yang paling agung
Aku mencintainya
Aku mendambanya
Dengan segala tangannya yang selama ini telah mendekapku
setiap siang dan malam
Olehnya aku percaya,,,
Suatu hari akan segera terjawab dan tercatat
Siapa yang sebenarnya gila,,,
Dan pintu A'raf akan membuka pada segala yang jelas
Bukan yang tidak mengetahui
Tertawanya pertanda syukur begitu agungnya sebuah dzat
Dan pada sebuh malam
ketika petri terbahak
dua kaki runtuhnya meremukkan jalanana
di depan rumahku, dia seorang tua wanita
yang dengan logat medhoknya, menjelaskan pada ibuku bahwa dia orang Jakarta
Jadwalnya dari shubuh hingga rembang
Dari rumah-rumah kumuh hingga kuburan
Tertawa atas segala kemusyrikan yang tidur nyenyak di atas bumi
Yang sebentar lagi pasti akan terkubur
Melongsorkan debu basah dan kering
Segala sandiwara yang dia saksikan
di dalam kafe tua, di kedai kopi, di sebuah kamar apartemen, di tempat pelacuran, di ruang direktur perusahaan, di studio musik, di sebuah ruang rapat, di segala elemen yang menggariskan sketsanya tentang begitu hinanya dunia
Tentang segala tanda-tanda bahwa mereka yang terlalu cinta dunia
Begitu takut dengan mati
Maka Izrail, biar aku mengambang
Di antara taman eden dan tebing neraka
Sampaikan salamku pada kekasih yang paling agung
Aku mencintainya
Aku mendambanya
Dengan segala tangannya yang selama ini telah mendekapku
setiap siang dan malam
Olehnya aku percaya,,,
Suatu hari akan segera terjawab dan tercatat
Siapa yang sebenarnya gila,,,
Dan pintu A'raf akan membuka pada segala yang jelas
Bukan yang tidak mengetahui
Pertanyaan Tak Terpanggil
Kepada angin shubuh aku bertanya
Tak peduli kaca yang menamparku dengan bercak-bercak kasar
Kepada para musuh aku bertanya
Tak peduli betapa naifnya jawaban mereka
Kepada pada para orang tua, kecuali orang tuaku aku berusaha bertanya
Apa artinya jika tingkahmu begitu
Dan kepada tengah malam, kupaksa kantuk untuk bertanya padanya
Menemui ruh Tuhan yang tak ku tau tempatnya
Tapi setebal apa pun beton yang menimpa gedung tua ini
Pertanyaanku tak akan pernah bisa mengendap dan mati
Meski tak terpanggil
Meski kau hanya menunjukkan bahwa alamatmu ada
di antara satu luas jagad raya ini
Kau bagai makhluk kosmos yang mengajariku tentang nujum
Tentang apa tujuan mereka
Tak peduli kaca yang menamparku dengan bercak-bercak kasar
Kepada para musuh aku bertanya
Tak peduli betapa naifnya jawaban mereka
Kepada pada para orang tua, kecuali orang tuaku aku berusaha bertanya
Apa artinya jika tingkahmu begitu
Dan kepada tengah malam, kupaksa kantuk untuk bertanya padanya
Menemui ruh Tuhan yang tak ku tau tempatnya
Tapi setebal apa pun beton yang menimpa gedung tua ini
Pertanyaanku tak akan pernah bisa mengendap dan mati
Meski tak terpanggil
Meski kau hanya menunjukkan bahwa alamatmu ada
di antara satu luas jagad raya ini
Kau bagai makhluk kosmos yang mengajariku tentang nujum
Tentang apa tujuan mereka
Puisi Dalam Perjalan
Aku bukan pengembara fajar hingga senja tanpa tujuan
Aku lanjutkan beberapa perjalanan kadang dengan senang, tapi kadang terpaksa
Senang dalam kehendakku yang kudamba dengan indah di masa depan
Terpaksa ketika dimana pun, diriku seolah tak eksis
Tapi Gila!
Bikin VCnya dibilang acak2an iya, dibilang cupu apalagi, tapi seru juga iya
Ck Ck, siapa yang nggak kenal Sujono Samba
Musisi dangdut yang pertamakali memecahkan kekakuanku di komunitas belajar Alternatif
Apa pun buruknya dia, tak ada hakku untuk mengatakannya bukan guru yang baik
Good Luck buat the next of Manis Manja
Aku lanjutkan beberapa perjalanan kadang dengan senang, tapi kadang terpaksa
Senang dalam kehendakku yang kudamba dengan indah di masa depan
Terpaksa ketika dimana pun, diriku seolah tak eksis
Tapi Gila!
Bikin VCnya dibilang acak2an iya, dibilang cupu apalagi, tapi seru juga iya
Ck Ck, siapa yang nggak kenal Sujono Samba
Musisi dangdut yang pertamakali memecahkan kekakuanku di komunitas belajar Alternatif
Apa pun buruknya dia, tak ada hakku untuk mengatakannya bukan guru yang baik
Good Luck buat the next of Manis Manja
Kamis, 13 Maret 2008
Jadwal ke Jogja Pending
Hari ini emang agak nggak jelas
karna bingung, ya ude dah, bikin blog aja
padahal biasanya nggak ada waktu
abis gimana!
jatahnya malem ini udah harus hunting location sampe jogja dan nge-direct pada the next biduan of Manis Manja
Oema... baru ini aku ngerasa gimana beratnya jadi sutradara untuk vc dangdut!!!
haha... manusia emang nggak akan pernah tau apa yang akan terjadi
catatan! Si eRosS alias GosonK yang nyebelin itu ternyata bisa ngangenin juga
Anak2 BlueBand hari ini kagak ada yang mau latihan
Dasar!
Nggak mandiri2 juga
Gimana bisa jalan kayak Slash dan kawanannya?
Hmmhh... waktu akan menjawab dan menunggu kedewasaan kalian
Lewat tulisan ini aku akan mengungkapkan bahwa aku terlalu berharap banyak pada kalian...^_^
karna bingung, ya ude dah, bikin blog aja
padahal biasanya nggak ada waktu
abis gimana!
jatahnya malem ini udah harus hunting location sampe jogja dan nge-direct pada the next biduan of Manis Manja
Oema... baru ini aku ngerasa gimana beratnya jadi sutradara untuk vc dangdut!!!
haha... manusia emang nggak akan pernah tau apa yang akan terjadi
catatan! Si eRosS alias GosonK yang nyebelin itu ternyata bisa ngangenin juga
Anak2 BlueBand hari ini kagak ada yang mau latihan
Dasar!
Nggak mandiri2 juga
Gimana bisa jalan kayak Slash dan kawanannya?
Hmmhh... waktu akan menjawab dan menunggu kedewasaan kalian
Lewat tulisan ini aku akan mengungkapkan bahwa aku terlalu berharap banyak pada kalian...^_^
I love my BlueBland
Aku tau banget, terlalu nekat itu tabu buat seorang perempuan
Tapi nggak ngerti kenapa, aku seneng ketika berada di tengah-tengah mereka
(Eross, Pleci, Benjo, Bima, Ichink)
teriakan mereka membahana, namun lembut bagai harmoni eropa klasik dalam hatiku
Aku berharap, kebiruan ini, yang menurutku sangat realisitis untuk menjadi batas pandang manusia, akan membawa kesuksesan besar yang akan membawa kedekatan pada musik langit
Aku akan bersaing pada Ervis Prassley dan para pasukannya
Tapi nggak ngerti kenapa, aku seneng ketika berada di tengah-tengah mereka
(Eross, Pleci, Benjo, Bima, Ichink)
teriakan mereka membahana, namun lembut bagai harmoni eropa klasik dalam hatiku
Aku berharap, kebiruan ini, yang menurutku sangat realisitis untuk menjadi batas pandang manusia, akan membawa kesuksesan besar yang akan membawa kedekatan pada musik langit
Aku akan bersaing pada Ervis Prassley dan para pasukannya
Langganan:
Postingan (Atom)